Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pinjam Jokowi untuk Landas Pacu Ketiga Soekarno-Hatta

Kompas.com - 21/11/2013, 09:34 WIB


KOMPAS.com -
Seorang duta besar negara di Eropa sampai harus curhat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi soal kepadatan di Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang. Ternyata tak hanya masyarakat Indonesia, para duta besar pun seolah menggantungkan asa kepada Jokowi.

Banyak orang frustrasi dengan kondisi Soekarno-Hatta. Frustrasi dengan kepadatan penumpang, frustrasi dengan kemacetan di kawasan bandara, dan frustrasi dengan antrean pesawat saat lepas landas dan mendarat.

Pembenahan bandara tentu saja dilakukan oleh PT Angkasa Pura II. Lalu lintas parkir diubah, akses jalan di dalam kawasan bandara diperlebar, rapid taxiway sudah dibangun agar landasan pacu (runway) lebih optimal. Namun, tak seorang pun menyangkal bahwa proses itu lambat.

Tak terlihat upaya radikal untuk membangun salah satu bandara dunia dengan pertumbuhan terpesat di dunia. Tahun 2011, pertumbuhan penumpang di Soekarno-Hatta mencapai 19 persen. Data terakhir tahun 2012, Soekarno-Hatta melayani 53 juta orang penumpang.

Fasilitas apa yang paling dibutuhkan untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan penumpang dan pergerakan pesawat? Bagi Soekarno-Hatta, yang utama tentu landasan pacu ketiga. Sejak beroperasi 1 Januari 1984, mulai dari Cengkareng masih rawa-rawa hingga hari ini, hanya ada dua landas pacu di sana.

Landas pacu tiga di Soekarno-Hatta membutuhkan lahan 830 hektar dan dijanjikan tuntas akhir tahun ini. Persoalannya, pembebasan lahan di negeri ini bukan hal mudah. Bahkan, jika hanya 1 hektar lahan yang belum bebas, dapat jadi batu sandungan ketika lokasinya justru di tengah landas pacu tiga.

Mungkin metode sukses Jokowi dalam pembebasan lahan bisa membantu. Banyak pihak terkesan dengan langkah sederhana tetapi jitu dari Jokowi dalam urusan lahan. Jokowi memang berhasil membebaskan lahan Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio tanpa gejolak berarti.

Pertanyaan yang muncul mungkin sama dengan pertanyaan yang dipendam duta besar itu. Bolehkah Jokowi dipinjam untuk pembebasan lahan landas pacu? Bolehkah Jokowi dipinjam sekadar membebaskan lahan landas pacu ketiga di Soekarno-Hatta di Banten?

Begitu pembebasan lahan landas pacu ini tuntas, ibaratnya kita tinggal memadatkan tanah dan mengaspal landas pacu sejauh 3,6 kilometer. Aktivitas mendarat dan lepas landas pesawat pun lancar. Dengan demikian, persoalan terselesaikan. Lepas landas dan mendarat di Soekarno-Hatta menjadi lebih nyaman dan paling utama adalah terjaminnya keselamatan penerbangan. (HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com