Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Makin Melorot, Ini Penjelasan Menkeu

Kompas.com - 21/11/2013, 21:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah hingga penutupan Kamis sore menjadi Rp 11.702 per dollar AS dikarenakan adanya kekhawatiran dari pelaku pasar atas potensi pengurangan stimulus oleh Bank Sentral AS (The Fed).

"Semua melemah di regional hari ini, kelihatannya memang ada kekhawatiran mengenai tapering off walaupun Bernanke menyatakan 'Quantitative Easing'-nya masih akan berlanjut," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis malam (21/11/2013).

Chatib mengatakan, pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS merupakan fenomena global dan hal ini menjadi faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya depresiasi rupiah dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, ia menambahkan, faktor lain yang menjadi penyebab pelemahan rupiah adalah faktor kebutuhan valas yang meningkat menjelang akhir bulan, dan Bank Indonesia tidak melakukan upaya intervensi terhadap fenomena bulanan tersebut.

"Setiap akhir bulan kebutuhan valas meningkat, dan sekarang Bank Indonesia, setahu saya tidak melakukan intervensi. Jadi kalau ada permintaan valas, nilai kurs akan mengikuti saja," ujarnya.

Menurut dia, pelemahan rupiah saat ini merupakan momentum bagus untuk memperkecil defisit neraca transaksi berjalan karena membuat harga barang impor menjadi mahal dan barang ekspor lebih murah.

"Bagaimanapun juga, ini bagus, karena akan membuat harga impor menjadi lebih mahal, ekspornya murah sehingga defisit di 'current account'-nya menjadi lebih kecil," kata Chatib.

Hari ini, mata uang rupiah melanjutkan pelemahan menjadi Rp 11.702 per dollar AS setelah hasil pertemuan The Fed memicu spekulasi di pasar bahwa stimulus keuangan kemungkinan dipangkas lebih cepat dari perkiraan.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, bergerak melemah sebesar 42 poin menjadi Rp 11.702 dibanding posisi sebelumnya (20/11/2013) Rp 11.660 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com