Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratifiksi FCTC, Mentan Minta Petani Tak Khawatir

Kompas.com - 25/11/2013, 07:45 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah yakin untuk meratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau atau Framework Convention Tobacco Control (FCTC) dalam beleid berupa Peraturan Presiden (Perpres).

Terkait ratifikasi itu, ada kekhawatiran petani tembakau menjadi pihak yang paling terpukul dengan keputusan pemerintah tersebut.

Namun, Menteri Pertanian, Suswono menyatakan bahwa, petani tembakau tidak perlu cemas karena FCTC tidak melarang petani untuk menanam tembakau.

Meski begitu, Suswono menyatakan, pemerintah juga sedang menyiapkan tanaman alternatif bagi petani tembakau yang merasa kurang bergairah akibat adanya aturan kesehatan terkait pengendalian produk tembakau ini.

"Pemerintah sedang mencarikan tanaman alternatif tembakau yang nilainya sama atau bahkan lebih baik dari tembakau," kata Suswono kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Ia menyatakan, hak menanam tembakau menjadi hak asasi petani. Namun, disisi lain pemerintah juga berkewajiban menyiapkan tanaman alternatif jika nantinya daya tarik produk tembakau menurun akibat meningkatnya kesadaran masyarakat soal kesehatan.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berujar bahwa alternatif tanaman pengganti ini akan disesuaikan dengan karakteristik wilayah masing-masing.

Suswono menghimbau kepada para Pemerintah Daerah (Pemda) untuk ikut berperan membantu petani tembakau ini mencari alternatif tanaman yang sesuai.

Ia pun merujuk salah satu tanaman yang bisa dikembangkan adalah tanaman bunga-bungaan yang dianggap cukup menguntungkan dan memiliki pasar ekspor yang besar.

Menanggapi rencana itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Abdus Setiawan meragukan tanaman alternatif yang direkomendasikan pemerintah.

"Lahan tembakau kami 200.000 hektare dan tidak rasional jika semua atau bahkan separuhnya ditanami tanaman bunga," kata Abdus.

Ia mengatakan, pemerintah sejatinya telah lama mengkaji tanaman alternatif bagi petani tembakau ini, tanaman seperti kacang, jagung, dan wijen pernah ditawarkan, namun semua itu dianggap belum setara tembakau dari sisi omzet.

Abdus justru mengingatkan pemerintah untuk tidak tergesa-gesa meratifikasi FCTC ini. (Fahriyadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com