Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Klaim Pasang Badan Perjuangkan Industri Kepala Sawit

Kompas.com - 28/11/2013, 19:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak pemimpin usaha perkebunan kelapa sawit dan industri kelapa sawit untuk tidak merusak lingkungan. Hal ini dianggap sebagai salah satu solusi dalam mengelola isu pengrusakan lingkungan yang menghadang industri dan perkebunan kelapa sawit Indonesia.

"Saya sudah pasang badan, para menteri sudah pasang badan, jangan sampai kita berjuang di tingkat internasional, (tapi) di antara kita ada yang careless (tidak peduli terhadap lingkungan ini, saya tidak ingin ini terjadi," kata Yudhoyono dalam sambutannya saat membuka Konferensi Internasional Kelapa Sawit di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11/2013).

Dia pun mengimbau agar para pengusaha perkebunan telah mengantongi sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

"Dengan demikian, kalau saya bertemu dengan teman-teman saya di dunia internasional, saya tidak was-was. Jangan-jangan belum punya ISPO semua, jangan-jangan rumah tangga sendiri masih belum baik," lanjutnya.

Menteri Pertanian Suswono dalam acara yang sama mengatakan bahwa ISPO merupakan sistem sertifikasi yang mengintegrasikan berbagai peraturan perundangan di Indonesia. Pengaturan ISPO, katanya, merupakan bukti kepatuhan pelaku soal perkebunan terhadap peraturan perundangan di Indonesia yang telah menerapkan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan.

Sejauh ini, menurut Siswono, baru 19 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mendapatkan sertifikat ISPO. "Sedangkan 95 perusahaan sedang dalam proses, dan kami berharap dalam kesempatan ini, 2014 seluruh prusaahaan telah mendapatkan sertifikat," kata Suswono.

Adapun acara Konferensi Internasional Kelapa Sawit ini diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Kegiatan yang digelar hari ini merupakan konferensi kesembilan yang dilaksanakan.

Menurut Ketua Umum GAPKI Joefly Bachroeny, konferensi tahun ini diharapkan mampu memberikan informasi terkini soal perkembangan mata rantai industri sawit, tantangan industri minyak nabati pada beberapa dekade mendatang, serta proyeksi harga komunitas, terutama minyak sawit mentah (CPO) tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com