Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Obat” bagi Transaksi Berjalan

Kompas.com - 02/12/2013, 07:05 WIB


GORONTALO, KOMPAS
- Nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 11.000-Rp 11.500 per dollar AS sebenarnya sudah cocok untuk membenahi masalah di neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Impor akan turun, sedangkan ekspor lebih kompetitif. Defisit transaksi berjalan pun akan segera merosot.Diperkirakan, dengan melemahnya impor dan kompetitifnya ekspor, maka defisit transaksi berjalan menjadi kurang dari 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2014. Dengan demikian, membaik dibandingkan triwulan III-2013 yang defisit 3,8 persen PDB.

”Defisit transaksi berjalan pada akhir tahun 2013 diperkirakan 3,4-3,5 persen PDB,” ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, di Gorontalo, Sabtu (30/11/2013) malam.

Transaksi berjalan defisit sejak triwulan IV-2011. Penyebab utamanya adalah tingginya impor minyak. Padahal, transaksi berjalan merupakan salah satu indikator ekonomi yang memengaruhi nilai tukar.

Rupiah melemah hingga nyaris menyentuh Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat. Jumat (29/11), nilai tukar rupiah berdasarkan kurs JISDOR mencapai Rp 11.977 per dollar AS.

Dengan nilai tukar yang melemah, maka impor menjadi lebih mahal. Diperlukan rupiah yang lebih banyak untuk membayar impor dengan harga dollar AS yang sama.

Menurut Mirza, pada akhir tahun 2011 saat transaksi berjalan mulai defisit, yang berlanjut sepanjang tahun 2012, nilai tukar rupiah tidak anjlok. Penyebabnya, saat itu masih banyak dana asing yang masuk, antara lain karena banyaknya dana yang mencari pasar akibat stimulus moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Namun, saat ini indikator ekonomi yang terus turun, ditambah rencana pengurangan stimulus moneter The Fed, berimplikasi pada rupiah.

”Nilai tukar yang melemah, sebenarnya merupakan obat. Jadi, menaikkan suku bunga dan melemahkan kurs merupakan obat untuk memperbaiki kondisi ekonomi,” kata Mirza.

Rupiah tahan saham

Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, di Jakarta, Minggu (1/12/2013), berpendapat, tren pelemahan

nilai rupiah diproyeksikan masih bakal menahan laju Indeks Harga Saham Gabungan memasuki bulan Desember ini. Investor cenderung menahan diri sambil menunggu sentimen lebih positif dari dalam ataupun luar negeri.

Meskipun begitu, hal ini tidak mengurangi kesempatan memilih saham-saham di sejumlah sektor. Realisasi keuntungan dalam jangka pendek dan menengah dapat menjadi target yang dituju investor sembari melihat kondisi perekonomian global dan realisasi Pemerintah RI menekan defisit transaksi berjalan.

Meski masih dalam tren penurunan, IHSG dapat memperbaiki lajunya dengan ditutup di zona positif pada akhir pekan lalu yang sekaligus akhir bulan November. Pada Jumat (29/11), IHSG ditutup naik 22,51 poin (sekitar 0,53 persen) ke level 4.256,44. (IDR/BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com