Namun demikian, ia menganggap hal itu merupakan hal yang positif. "Inflasi 0,12 persen di bawah perkiraan. Forecast kami 0,14 persen," kata Destry di sela-sela Seminar Nasional "Menyoal Kebijakan Transaksi Lindung Nilai di Indonesia: Antara Mitigasi vs Spekulasi," Senin (2/12/2013).
Destry menduga salah satu penyebab inflasi adalah harga makanan. Adapun harga emas menurutnya sudah mengalami penurunan. "Tapi kami menduga itu adalah harga makanan. Emas harganya turun. Emas adalah penyumbang terbesar dalam inflasi kita, harga emas di bulan November juga turun," ujarnya.
Terkait depresiasi rupiah, Destry mengatakan kemungkinan akan berlangsung selama 1 bulan. Adapun inflasi hingga akhir tahun, lanjut Destry, diperkirakan berada pada posisi 8,3 hingga 8,4 persen. Angka tersebut menurutnya tidak menembus kisaran 9 persen seperti yang telah diperkirakan Bank Indonesia (BI).
"Depresiasi rupiah biasanya 1 bulan. Jadi makanya, Desember itu kemungkianan sekitar 0,06 persen di Desember mungkin bisa di atas itu. Tapi overall inflasi di 0,02 persen. Berarti kan inflasi di akhir tahun sekitar 8,3-8,4 persen, artinya relatif terkendali. Artinya inflasi diperkirakan sebesar 8,5-8,7 persen dan tidak mencapai 9 persen seperti perkiraan BI yang mencapai 9,2-9,7 persen," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.