Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pelemahan Rupiah Diperkirakan Terasa pada Desember

Kompas.com - 02/12/2013, 17:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menuturkan, campur tangan Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi sebesar 7,5 persen berkontribusi mengerem laju inflasi.

Di sisi lain, dampak tekanan dollar AS atas rupiah terhadap inflasi diperkirakan baru akan terasa pada bulan Desember 2013. "Rupiah memang berpengaruh ke inflasi inti, tapi memang naiknya tidak tinggi karena masih bisa tertahan. Mungkin pelemahan rupiah baru akan terasa di Desember," kata Sasmito ditemui di kantor BPS, Jakarta, Senin (2/12/2013).

Sebagaimana diketahui, BPS mencatat indeks harga konsumen pada bulan November cukup rendah pada level 0,12 persen. Angka yang cukup terkendali di tengah gejolak harga pangan.

Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menyebutkan, turunnya harga emas juga cukup memberikan andil dalam inflasi November ini.

Sasmito mengatakan, selain minyak dan gas, Indonesia masih banyak mengimpor produk pertanian, utamanya hortikultura. Selain itu, impor bahan baku, impor mesin, serta impor komponen mobil dan juga handphone masih tinggi.

“Mesin, handphone, dan komponennya tinggi sekali. Kan kita belum ada, baru ada dari Thailand, China, dan Singapura,” jelasnya.

Ia pun mengakui kebijakan “ketat” pemerintah dan BI bakal berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat. Ia mengatakan, dengan adanya kebijakan tersebut, masyarakat dipaksa untuk mengurangi konsumsi sehingga impor bakal berkurang. Meski dampaknya, kata dia, pertumbuhan ekonomi diperhitungkan melambat.

“Pasti inflasi di bawah 9 persen. Kalau inflasi di Desember kecil, 0,5 persen. Kasar-kasarannya 8,37 persen itu kan year on year, 7,79 itu year to date. Misalpun tambah 0,5 persen pun enggak bakal sampai 9 persen,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com