"Kami menambah pencadangan untuk aktiva bermasalah. Jadi lebih hati-hati. Karena kita lihat 2014 belum terlalu bagus. Tapi by design kita siapkan Rp 110 miliar (pada tahun 2013)," kata Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono di Jakarta (11/12/2013).
Dari sisi rasio pembiayaan bermasalah, Imam mengatakan pihaknya melihat ada kemungkinan NPF mengalami kenaikan. Hingga bulan November 2013, perseroan mencatat NPF sebesar 2,12 persen, sedikit meningkat dibanding 1,85 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (FDR) meningkat dari 85,49 persen menjadi 98,24 persen.
"NPF masih 2 persen, indikasi ada (kenaikan) tapi belum terlalu signifikan. Lebih disebabkan dari pembiayaan kecil, termasuk pembiayaan rumah yang ke bawah karena inflasi memukul masyarakat bawah. Kenaikan inflasi mmebuat daya beli masyarakat bawah berkurang. Jadi mereka lebih mendahulukan kebutuhan primer," ujar Imam.
Dari sisi pembiayaan, perseroan mencatat pertumbuhan sebesar 50,38 persen menjadi Rp 10,95 triliun pada November 2013, dibanding Rp 7,28 triliun pada periode sama tahun lalu. Adapun DPK perseroan tumbuh 30,86 persen dari Rp 8,52 triliun menjadi Rp 11,15 triliun.
Walaupun begitu, pertumbuhan laba hanya 1,42 persen yakni Rp 102,34 miliar dibandingkan Rp 100,91 miliar year on year. Menanggapi tipisnya kenaikan laba perseroan, Imam mengatakan pihaknya memiliki alasan sendiri. "Laba yang naik tipis itu salah satunya dalam konteks kehati-hatian," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.