Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Dukung PT KAI Gugat Pengelola Truk Tangki

Kompas.com - 12/12/2013, 13:30 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pasca kecelakaan Kereta Api di kawasan Bintaro beberapa Senin lalu, Menteri Badan Usaha Milik Dahlan Iskan menyerahkan seluruh penyelesaiannya kepada Polisi dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.

"Itu kita harus sabar menunggu keputusan polisi dan KNKT. Jadi, kita masih nunggu dulu'" tuturnya Kamis (12/12/2013) saat ditemui seusai rapim di kantornya.

Dahlan mengungkapkan, terlalu dini untuk menyimpulkan siapa pihak yang paling bertanggungjawab atas kejadian itu. "Misalnya semua akan bermuara pada siapa yang salah. Sekarang belum ditentukan, biar hukum berjalan," jelasnya.

Sebelumnya, Dahlan Iskan sempat merasa geram dengan pernyataan Dirut PT Patra Niaga pengelola truk tangki BBM yang bertabrakan dengan KRL. Dirut Patra Niaga membantah bahwa sopir dan kenek tidak profesional.

Padahal, kejadian tersebut telah menyebabkan kerugian pada PT KAI yang 75 persen perjalanan kereta api Jabodetabek berada di jalur tersebut.

Menurutnya, dalam hal ini tidak seharusnya saling menyalahkan, melainkan saling introspeksi diri.

PT Patra Niaga, lanjut Dahlan, seharusnya harus mendidik para pengemudi truk tangki untuk lebih berhati-hati dan taat pada rambu lalu lintas. Sebab, barang yang mereka angkut adalah benda berbahaya yang mudah terbakar.

"Saya sangat mendukung apabila KAI berniat menggugat Patra Niaga atas kecelakaan kereta api tersebut," tegas Dahlan. (Rr Dian Kusumo Hapsari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com