Proyeksi, Rupiah Belum Punya Sentimen Penguat

Masih positifnya rilis data-data AS membuat laju dollar AS terus menunjukkan penguatan. Data di Amerika pun diimbangi data dari China yang juga menguatkan nilai tukar yuan. China telah merilis kenaikan neraca perdagangan pada dua pekan lalu yang kemudian disusul data stabil inflasi pada pekan lalu.

Dari dalam negeri, menurut riset Trust Securities, rilis paket kebijakan ekonomi kedua pemerintah, yang mengatur barang-barang impor, sedikit ditanggapi positif karena dipersepsikan akan menahan permintaan atas dollar AS. Langkah itu pun diyakini mendorong perbaikan neraca perdagangan.

Nilai tukar rupiah kembali turun menjelang rapat dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung Kamis (12/6/2013). Sentimen eksternal terbaru adalah penantian terhadap pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dengan didahului kesepakatan anggaran Amerika Serikat yang membuat dollar AS menguat.

Penguatan nilai tukar dollar AS bahkan melampaui laju kenaikan euro yang juga sedang membaik seiring perbaikan ekonomi di zona euro. Perbaikan ekonomi Amerika sontak membenamkan nilai tukar rupiah sampai ke bawah target support di level Rp 12.065 per dollar AS. Hari ini rupiah diproyeksikan ada di rentang Rp 12.105-12.072 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.