Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Garuda dari Pesawat ATR Masih Kecil

Kompas.com - 16/12/2013, 18:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar mengatakan pendapatan yang diraup perseroan dari pesawat ATR 72-600 masih sedikit, lantaran baru satu armada yang datang.

Emir menjelaskan perseroan akan mendatangkan 35 armada pesawat ATR 72-600 secara bertahap, antara tahun 2013 hingga 2017. Adapun skemanya adalah sewa operasi (operating lease).

"Kan ini juga baru satu pesawat yang datang. Sisanya nanti, berkala. Jadi masih kecil lah. Dan hanya (berkapasitas) 70 penumpang juga," kata Emir di Wisma BNI, Senin (16/12/2013).

Lebih lanjut, Emir mengungkapkan walaupun berukuran kecil, pesawat jenis ATR memiliki performa yang bagus. Ia bahkan memamerkan foto-foto pesawat ATR Garuda dari ponselnya kepada para wartawan.

Seperti diberitakan, Garuda secara resmi melakukan penerbangan non komersial pesawat ATR 72-600 pertama dari Denpasar menuju Labuan Bajo di NTT dan Lombok di NTB pada 2 Desember silam.

Dengan pengoperasian ATR 72-600, Garuda akan semakin meningkatkan konektivitas daerah-daerah terpencil dengan melayani rute penerbangan berjarak tempuh kurang dari 900 Nm di seluruh wilayah Tanah Air.

Garuda akan mengoperasikan "Explore" ATR 72-600 dengan konfigurasi single class cabin (seluruhnya economy) berkapasitas 70 penumpang. Adapun rute yang dilayani antara lain Denpasar-Labuan Bajo, Tambolaka, Ende, dan Bima, serta selanjutnya Makassar-Ambon untuk melayani rute-rute di wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com