Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2013, 11:38 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Petani di beberapa daerah di sentra produksi beras mengalami keterlambatan tanam. Musim tanam, yang biasanya dimulai bulan Oktober, di beberapa tempat baru dimulai akhir Desember. Beberapa masalah muncul di beberapa tempat. Keterlambatan masa tanam antara lain terjadi di Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, dan Kudus, Jawa Tengah, seperti pantauan Kompas, Minggu (15/12/2013) hingga Senin (16/12/2013).

Musim hujan yang terus turun beberapa hari terakhir ini memberikan pasokan air yang mencukupi bagi petani untuk memulai musim tanam. Meski demikian, di sebagian wilayah, musim tanam justru terkendala perbaikan saluran irigasi.

”Sudah dua hari ini saya menanam benih di sini. Air sudah banyak. Jadi, pemilik lahan mulai menanami sawahnya,” kata Rofiah (45), buruh tani asal Cirebon Girang. Di daerah lainnya di Cirebon, seperti di Kecamatan Sumber dan Kecamatan Kedawung, lahan-lahan pertanian juga mulai dikerjakan.

Sementara itu, di Indramayu, musim tanam terkendala perbaikan irigasi, terutama di wilayah Indramayu timur.

Wilayah Indramayu, seperti halnya Cirebon, direncanakan paling lambat mulai musim tanam pertengahan Desember ini. Namun, sejumlah daerah di Indramayu, seperti Krangkeng, Balongan, Juntinyuat, dan Sliyeg, musim tanam belum dimulai karena perbaikan irigasi. Dari sekitar 59.000 hektar luas tanam pada musim hujan ini, 40 persen mengalami kemunduran musim tanam.

Di Kabupaten Kudus, petani di tiga kecamatan harus mengeluarkan biaya dan tenaga tambahan untuk mengatasi serangan hama pada musim tanam pertama.

Sementara itu, di beberapa tempat petani mengeluh kekurangan pupuk. Pupuk sulit didapat.

”Asupan urea dan NPK kurang sehingga membuat produktivitas tanaman padi rendah,” kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir.

Agus Eko Cahyono, Ketua KTNA Jawa Tengah, mengatakan, di beberapa kabupaten, sejak penyemaian, tanaman padi diserang tikus.

Sejumlah petani padi di Jawa Timur mulai mengeluh sulit mendapatkan pupuk urea bersubsidi, seperti yang terjadi di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Petani di wilayah itu mulai mencari pupuk ke kecamatan lain.

Menurut Hartono, Ketua KTNA Kabupaten Lumajang, saat ini kebutuhan pupuk jenis urea tinggi. Padi umur 15 hari dan 45 hari setelah tanam membutuhkan urea untuk mempercepat pertumbuhan.(HEN/MAS/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com