Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Emas di Tahun Kuda Diprediksi Suram

Kompas.com - 30/12/2013, 14:21 WIB


KOMPAS.com -
Tahun depan kita memasuki tahun kuda ala penanggalan Tionghoa. Rupanya, tahun kuda bukan masa yang tepat bagi investasi emas.

Oleh sebab itu, Anda, investor emas yang ingin mendulang keuntungan, harap bersabar. Sebab, harga emas berpeluang melanjutkan tren pelemahannya hingga tahun depan.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures, menilai, pemicu pelemahan harga emas masih sama. Yaitu, pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bisa mendorong Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mengurangi kucuran stimulus ekonomi.

Tekanan terhadap harga emas juga datang dari ketidakpastian pemulihan ekonomi global di tahun depan. Suluh bilang, kondisi tersebut berpotensi menurunkan pamor emas sebagai aset aman. Akibat kondisi tersebut, pasar akan meninggalkan emas dan mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman, salah satunya dollar AS. Alhasil, harga emas semakin tertekan.

Menurut Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures, dan Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, perubahan pola investasi, dari berinvestasi emas ke saham yang lebih menjanjikan banyak keuntungan, turut menekan harga emas. Mereka memperkirakan, faktor ini justru akan lama menekan harga emas.

Lalu bagaimana dengan harga emas batangan di dalam negeri? Para analis tersebut sependapat, prospek harga emas batangan di Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk, juga belum menjanjikan. Ariston memperkirakan, berdasarkan asumsi harga emas dunia sepanjang tahun depan di kisaran 1.100 dollar AS-1.400 dollar AS per troy ounce, dan kurs Rp 12.000 per dollar AS, harga emas di dalam negeri tidak akan banyak bergerak dari harga penutupan tahun ini.

Perkiraan Ariston, tahun depan harga buyback emas di dalam negeri bergerak di bawah Rp 500.000 per gram. Bisa jadi, malah sama dengan tahun 2012, yakni di harga Rp 465.000 per gram. "Kalau mau membeli, bagusnya di kisaran harga Rp 400.000-Rp 500.000 per gram, soalnya buyback hanya berkisar di situ saja," kata Ariston memberi saran.

Nizar mematok prediksi serupa. Dengan asumsi harga emas dunia di tahun depan sekitar 1.400 dollar AS per troy ounce, dan permintaan emas fisik di dalam negeri yang masih cukup tinggi, harga emas batangan kemungkinan hanya akan bergerak di kisaran Rp 490.000-Rp 550.000 per gram. Padahal, "Tahun depan, harga emas bisa melemah ke 1.100 dollar AS per troy ounce atau ke bawahnya," kata Nizar.

Kondisi tersebut tentunya akan menyulitkan langkah investor emas untuk mendapatkan keuntungan. Bagi mereka yang sudah membeli emas di harga tinggi, runtuhnya harga emas akan menghilangkan potensi keuntungan investasi, jika mereka tetap nekat menjual emas dimiliki.

Dilema yang sama juga dihadapi oleh investor yang mau masuk membeli emas. Sebab, kisaran harga emas batangan di Rp 490.000-Rp 550.000 per gram juga masih terlalu tinggi.

Bagi mereka yang ingin membeli emas, Nizar menyarankan agar mengambil posisi beli di akhir tahun ini dan awal tahun depan. Sebab, harga emas cenderung lemah di periode tersebut.

Maklum, menjelang akhir tahun banyak orang memilih memegang cash ketimbang memupuk instrumen investasi non-cash. Itu sebabnya, banyak orang yang menjual emas simpanannya.

Strategi lain dikemukakan Suluh. Beli emas selagi murah dan menyimpannya untuk periode dua sampai lima tahun ke depan.

Pilihan lain, jual semua emas dan mengalihkan dananya ke sejumlah instrumen investasi lain yang berprospek lebih bagus. Misalnya, hasil penjualan emas dimasukkan ke deposito. Sebab, bunga deposito saat ini makin menggiurkan. "Bisa juga beralih ke dollar AS," kata Suluh.

Dari sekian pilihan, Ariston lebih menyarankan investor emas menjual kepemilikannya dan hasilnya dibelikan saham. Sebab, dari beberapa instrumen investasi, prospek investasi saham potensial memberi hasil tinggi di tahun 2014 nanti. (Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com