Pelaksana tugas SKK Migas, Johanes Widjonarko, dalam paparan kinerja SKK Migas, Senin (30/12/2013) menuturkan, pencapaian tersebut sudah mencapai 99 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN P 2013 sebesar 31,7 miliar dollar AS.
Widjonarko menyebutkan sejumlah kendala dihadapi SKK Migas sehingga target 31,7 miliar dollar AS tak tercapai. "Di antaranya, kendala subsurface dan penyerapan gas oleh pembeli yang lebih rendah dari komitmen, menjadi faktor penghambat pencapaian produksi yang pada akhirnya turut mempengaruhi realisasi penerimaan negara," tuturnya.
Berdasarkan APBN P 2013, produksi minyak dipatok sebesar 840.000 barel per hari (BOPD), sedangkan lifting gas bumi sebesar 7.175 juta British thermal unit per hari (MMBTUD). Sementara itu, outlook lifting minyak sampai akhir tahun ini sebesar 826.000 BOPD (98 persen dari target), dan gas bumi 6.981 juta MMBTUD (97 persen dari target).
Widjonarko menyebutkan, kendala pencapaian target produksi, diantaranya adalah jadwal proyek onstream yang mundur. "Selama tahun 2013 terdapat 4 proyek di minyak dan gas bumi yang mengalami kemunduran jadwal on stream, Odira, PEP Gundih, Manhattan, NDD-13 CPI. Semua ini berkontribusi menyebabkan kehilangan potensi produksi sebesar 1.400 BOPD," jelas Widjonarko.
Selain itu, kendala subsurface juga menyumbang kehilangan sebesar 35.000 BOPD. Decline rate di lapangan eksisting, kata Widjonarko, mencapai 4,1 persen. Di lapangan tua seperti Rokan dan Mahakam, decline rate lebih tinggi mencapai rata-rata di atas 5 persen. Masalah operasional menyumbang kehilangan 5.500 BOPD.
Di sisi lain, ada 15 buyers yang membeli gas bumi lebih rendah dari komitmen. "Pembelinya baik domestik maupun luar negeri seperti Singapura, baik LNG maupun pipa gas. Yang LNG ada 5 cargo yang tidak terserap, sedangkan domestik masalahnya lebih kepada infrastruktur pipa gas," papar Widjonarko.
Terakhir, adanya unplanned shutdown yang menyebabkan kehilangan 10.200 BOPD. Sepanjang 2013, terdapat sekitar 1.600 kejadian yang menyebabkan unplanned shutdown.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.