Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan BBM hanya 17 Hari, RI Bisa Kalah Perang dalam 3 Hari

Kompas.com - 31/12/2013, 19:54 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, dibanding negara-negara tetangga, cadangan bahan bakar minyak (BBM) oleh perusahaan minyak nasional atau national oil company (NOC) Indonesia paling minim.

Susilo memaparkan, Malaysia memiliki cadangan operasional 25 hari, sedangkan Singapura memiliki cadangan operasional 30 hari, ditambah cadangan strategis 20 hari. Indonesia, dalam hal ini PT Pertamina (Persero) hanya memiliki cadangan operasional 17 hari.

"Kita tidak punya strategi bisnis. Kalau ibarat perang, kita 3 hari saja meninggal (kalah). Pesawat ada, kapal ada, tapi kan (tangkinya) tidak bisa diisi dengan air," ujar Susilo di Jakarta, Selasa (31/12/2013).

Oleh karena itu, ia berharap, Pertamina dan perusahaan distributor minyak yang beroperasi di Indonesia bisa menaikkan cadangan baik operasional maupun strategis. Dengan demikian, jika dalam kondisi darurat, tidak akan terjadi kelangkaan BBM. Idealnya, lanjut Susilo, pelaku usaha memiliki cadangan operasional antara 20-30 hari.

Ditemui dalam kesempatan sama, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, saat ini cadangan operasional yang bisa disediakan Pertamina maksimum selama 20 hari. Ia mengakui Pertamina masih perlu membenahi Strategy Petroluem Reserve (SPR).

Saat ini, kata Hanung, kebutuhan BBM untuk jenis premium, solar, minyak tanah, dan avtur hampir menyentuh 165.000 kiloliter per hari. Jika asumsi pertumbuhan kebutuhan per tahun 8 persen, maka 10 tahun mendatang kebutuhan tersebut bisa berlipat dua kali.

"Jika Pertamina tidak membangun fasilitas penimbunan, maka lama-lama akan turun menjadi 10 hari (cadangan operasionalnya)," prediksi Hanung.

Oleh karenanya, lanjut Hanung, Pertamina sedianya telah mulai membangun lokasi penyimpanan BBM skala besar, sepereti di Tanjung Uban Kalimantan, dan Jawa, guna mengantisipasi hal tersebut.

"Pertamina diminta maupun tidak diminta, Pertamina akan siapkan. Karena ini berkaitan dengan ketahanan energi maka ini harus diolah bangsa sendiri jangan diserahkan ke asing. Ini istilahnya seperti gudang messiu, jadi jangan diserahkan ke lawan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com