Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Menutup Merpati Diperkirakan Capai Rp 4 Triliun

Kompas.com - 18/01/2014, 17:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat BUMN yang dulu pernah menjabat sebagai sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengatakan, hanya ada dua pilihan bagi pemerintah atas PT Merpati Nusantara Airlines, yaitu menutup atau menyehatkan neracanya.

Saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (16/1/2014) lalu, ia memperhitungkan biaya untuk melikuidasi Merpati saat ini sekitar Rp 4 triliun. Harga yang jauh lebih besar dibanding perhitungannya jika tahun 2007 pemerintah mau menyertakan modal negara sebesar Rp 1 triliun, untuk menyehatkan Merpati.

"Tapi nyatanya baru dikasih itu tahun 2009, itu hanya Rp 400 miliar. Jadi enggak ada gunanya juga," kata mantan komisaris utama Merpati itu.

Jadi, kata dia, pemerintah bisa memilih antara menyediakan dana sekira Rp 4 triliun untuk menutup Merpati, atau menyiapkan dana, merestrukturisasi utang, dan membantu sedikit cash flow Merpati agar tetap hidup. Menurutnya, utang Merpati kepada pemerintah yang berupa aset negara bisa dikonversi menjadi saham.

Utang pajak bisa dihapuskan atau direstrukturisasi. Sementara itu, utang Merpati kepada BUMN bisa dikonversi atau direstrukturisasi jangka panjang. "Utang kepada mitra non BUMN dikasih alternatif, jangka panjang atau langsung dibayar sekian," katanya.

Rencana Dahlan Iskan untuk membentuk anak usaha baru dan melepas anak usaha Merpati ke PPA ia nilai baik, meski hanya bersifat sementara. Memang dengan cara itu, sambung Said, biaya operasional Merpati terbantu sesaat, namun permasalahan neraca belum terselesaikan.

"Penyelesaian Merpati harus konsisten dan dilaksanakan. Kalau mundur lagi, akan semakin naik biaya membubarkan, dan semakin sakit Merpati. Jadi harus langkah tegas," ucap Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com