Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Diminta Tak Bohong soal Perumahan Banjir

Kompas.com - 20/01/2014, 17:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengembang perumahan sering membuat promosi-promosi menarik untuk membidik konsumen. Namun, pembeli kadang tidak tahu apakah rumah yang akan dibelinya berada di kawasan yang bebas banjir atau malah berisiko banjir.

Ketua Umum DPO Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo menyatakan, pengembang perumahan tidak boleh menjanjikan suatu daerah bebas banjir jika nyatanya berisiko banjir. Walaupun hal itu dinilai sebagai strategi pemasaran, ia menilai itu tidak dapat dibenarkan.

"Sebenarnya itu kalau mau beli ya kawasan bebas banjir, bukan kompleks yang bebas banjir. Selama ini Apersi selalu menegaskan seperti itu. Kalau daerah banjir jangan dibilang bebas banjir. Harusnya daerah banjir itu sampai akses masuk ke sana tidak ada banjir, bukan hanya kompleksnya saja," kata Eddy di Jakarta, Senin (20/1/2014).

Lebih lanjut Eddy mengatakan, saat ini para pengembang perumahan tersandung hambatan akibat cuaca yang tidak bersahabat. Itu, kata dia, membuat waktu pengerjaan perumahan molor.

"Kendala yang dihadapi pengembang karena distribusi material yang terhambat akibat akses jalan yang tergenang," ujarnya.

Selain itu, saat ini juga terjadi penurunan permintaan rumah kelas menengah akibat tingginya bunga kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi.

"Rumah menengah akan menurun permintaannya, sedangkan rumah di bawahnya (luas lebih kecil dari 70 meter persegi) akan naik seiring dengan kebutuhan masyarakat," kata dia.

Penurunan permintaan disebabkan kebijakan loan to value (LTV) yang memberi aturan uang muka (DP) sebesar 30,40, dan 50 persen untuk rumah pertama, kedua, dan ketiga. Kebijakan ini, kata Eddy, akan menekan permintaan.

Selain itu, penyesuaian suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi 7,50 bps pada tahun lalu juga berpengaruh sehingga suku bunga KPR saat ini sebesar 10 hingga 12 persen saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com