Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permudah E-Audit, BPK Bentuk Pusat Data

Kompas.com - 22/01/2014, 11:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo mengatakan guna meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, dibentuklah Pusat Data BPK. Pusat Data BPK ini akan menjadi link and match akuntabilitas keuangan instansi pemerintah, baik di pusat, daerah, kementerian/lembaga, serta BUMN.

"Pusat Data BPK memberikan manfaat untuk mempermudah pemeriksaan melalui e-audit, sehingga berjalan dengan cepat dan efektif," kata Hadi, dalam penandatanganan komitmen Pusat Data BPK, di Gedung BPK, Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Sistem link and match serupa seperti ini, kata Hadi, juga ada di Amerika Serikat dengan sistem social security number, serta Malaysia dengan nama Multimedia Super Coridor (MSC).

Dalam sambutannya, Hadi menjelaskan ada lima manfaat e-audit ini. Pertama, untuk menguji hibah dan bansos. "Apakah hibah dan bansos diberikan sesuai aturan, kepada yang berhak, dan sesuai penggunaannya," jelas Hadi.

Manfaat kedua adalah untuk menguji perjalanan dinas, khususnya dengan pesawat Garuda Indonesia (GIAA). "Apakah di mark up, harga dipalsukan, atau ada perjalanan dinas fiktif," sambungnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, BPK juga tengah meminta Kementerian Perhubungan agar perjalanan dinas dengan maskapai selain GIAA juga bisa diaudit. Adapun manfaat e-audit yang ketiga adalah menguji penerimaan negara secara sistemik.

E-audit juga bermanfaat untuk menguji laporan keuangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta kementerian lembaga dan juga BUMN. Ia menambahkan, sistem ini bermanfaat untuk menguji pajak kendaraan bermotor, apakah benar sudah masuk ke penerimaan daerah.

"Pusat Data BPK bisa jadi alat monitoring semacam CCTV untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan negara. BPK ada di mana-man. Di mana-mana ada BPK," kata Hadi.

Dengan sistem ini, lanjut Hadi, BPK mempunyai monitoring yang kuat atas seluruh keuangan negara. Untuk diketahui transaksi dari APBN mencapai Rp 1.500 triliun, APBD Rp 1.400 triliun, dan Capex serta Opex BUMN Rp 1.300 triliun. Dengan sistem CCTV ini, laporan transaksi APBN bisa diakses di 177 kantor pelayanan perbendaharaan negara. Transaksi APBD bisa diakses di 26 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia. Sementara, Capex dan Opex BUMN bisa diakses melalui 4 bank umum pemerintah.

Penandatangan komitmen dilakukan oleh BPK, dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara, Kementerian BUMN, Komisi Pemberantasan Korupsi, serta UKP4. Pembentukan sistem e-audit disaksikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, serta Wakil Presiden RI, Boediono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com