Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Akui Utang Luar Negeri Swasta Sulit Dianalisa

Kompas.com - 22/01/2014, 21:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengatakan utang luar negeri Indonesia dari sektor swasta sulit untuk dianalisa. Ini karena ternyata banyak perusahaan swasta yang tidak melaporkan rencana perusahaan.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowaty menjelaskan pihak swasta banyak yang telah membeli dollar AS sebelum melakukan pembayaran utang luar negeri. "Mereka biasanya membeli dollar AS sekitar satu hingga dua bulan sebelum mereka membayar utang," kata Hendy di Kantor Pusat BI, Rabu (22/1/2014).

Lebih lanjut Hendy mengatakan, kondisi ini diketahui BI setelah dilakukan survei. Berdasarkan hasil survei BI tersebut, ditemukan banyak perusahaan hang memiliki lebih banyak utang dibandingkan jumlah yang dibayar atau net inflow. "Masih banyak yang net inflow untuk pembayaran utang jangka pendek," ujar dia.

Seperti diberitakan, BI mencatat tren perlambatan pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia masih berlanjut pada November 2013.  Posisi ULN Indonesia pada November 2013 tercatat sebesar 260,3 miliar dollar AS atau 29,2 persen dari PDB.

Perlambatan ULN terutama dipengaruhi turunnya posisi ULN sektor publik yang pada November 2013 tercatat turun menjadi 123,3 miliar dollar AS atau tumbuh negatif sebesar 2,7 persen (yoy).

Sementara itu,  posisi ULN sektor swasta mencapai 137,1 miliar dollar AS, tumbuh melambat 10,2 persen (yoy) dibanding bulan sebelumnya sebesar 11,5 persen yoy. Pada ULN swasta, perlambatan pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh sektor.

ULN Indonesia terarah pada tiga sektor utama, yaitu keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian masing-masing sebesar  26,1 persen,  20,5 persen, dan  18,2 persen dari total ULN swasta. ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 9,4 persen (yoy) dan 9,1 persen (yoy).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com