"Sampai saat ini belum ada perubahan kebijakan ekonomi antara Indonesia dan Australia," kata Gita dalam siaran pers-nya, Minggu (26/1/2014). Menurut dia, dalam pertemuan tersebut Robb menyampaikan keprihatinan pemerintah Australia atas pemberitaan negatif tentang negaranya yang berimbas ke masalah ekonomi.
Menurut Gita, mereka sempat pula membahas dukungan Australia terhadap kebijakan impor sapi betina dalam skala besar yang dicanangkan Indonesia. Sebagai solusi kurangnya populasi sapi yang antara lain memicu tingginya harga daging, Kementerian Perdagangan mengambil langkah jangka menengah dan panjang.
Di antara kebijakan tersebut adalah para importir diwajibkan mendatangkan sapi indukan atau betina produktif tanpa pembatasan. "Diharapkan akan mampu menekan angka impor daging sap," kata Gita, beberapa waktu sebelumnya.
Bahkan, imbuh Gita, diharapkan kelak Indonesia dapat bebas dari impor, baik sapi maupun daging. Pada triwulan pertama 2014, Kementerian Perdagangan menyetujui impor sapi bakalan sejumlah 130.245 ekor untuk 35 importir.
Kementerian Perdagangan juga telah menyetujui impor sapi siap potong untuk 26.360 ekor untuk 16 importir. "Pengajuan impor sapi indukan, saat ini baru 1.000 ekor oleh satu perusahaan. Harapannya akan banyak pengajuan dari importir lainnya," imbuh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerrian Perdagangan, Bachrul Chairi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.