Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Tembus 6 Persen

Kompas.com - 27/01/2014, 13:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit menembus angka 6 persen. Adanya revolusi shale gas di AS akan berdampak pada sulitnya berharap harga minyak bumi akan naik. Ini akan membuat ekspor Indonesia pun akan tertekan karena masih didominasi ekspor komoditas.

"Kita melihat ada revolusi shale gas di AS, akan sulit berharap antara 12 hingga 18 bulan ke depan harga minyak bumi akan naik. Sulit berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang pertumbuhan ekspor," kata - Managing Director & Senior Economist Bank Standard Chartered Indonesia Fauzi Ichsan di Hotel JW Marriott, Senin (27/1/2014).

Lebih lanjut, Fauzi menekankan defisit neraca transaksi berjalan Indonesia masih lebar. Oleh karenanya, kebijakan impor harus dikurangi dengan cara menaikkan suku bunga.

"Kita tidak melihat ada kenaikan BBM yang bisa mengurangi impor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit mencapai 6 persen. Kita beruntung masih ada stimulus pemilu," ujar dia.

Adanya Pemilu diakui Fauzi dapat menyumbang 0,2 hingga 0,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Stimulus pemilu menurutnya lebih kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Masalahnya adalah defisit transaksi berjalan. Dengan ekspektasi harga komoditas tidak akan pulih, maka defisit akan terus bengkak dan rupiah bisa terus terpuruk. Bagaimana defisit transaksi berjalan bisa terkendali? Maka impor harus diturunkan, caranya pertumbuhan ekonomi diturunkan," jelasnya.

Fauzi menyatakan kebijakan ekonomi Indonesia 2 hingga 3 tahun ke deoan akan bergantung pada defisit transaksi berjalan. Pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 mencapai 5,8 persen, sementara tahun 2015 akan mencapai 6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com