Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksportir Mineral Mentah Manfaatkan Jeda Waktu

Kompas.com - 03/02/2014, 18:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menduga ada kemungkinan eksportir memanfaatkan bulan Desember 2013 untuk mengekspor besar-besaran material mentah (raw material) logam, sebelum pelarangan yang efektif berlaku 12 Januari 2014.

"Saya kira itu situasi yang demikian terjadi. Bahwa mengantisipasi penetapan perundang-undangan, beberapa eksportir mencoba memaksimalkan ekspor mereka pada akhir tahun 2013," kata Bayu di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (3/2/2014).

Sebagaimana diketahui, dalam Undang-undang No 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Pertambangan Batubara (minerba) tidak boleh lagi ada ekspor mineral mentah. Aturan ini diikuti dengan peraturan pemerintah dan peraturan menteri, sebagai petunjuk pelaksanaan perundang-undangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir hari ini diketahui, ekspor bijih, kerak dan abu logam pada Desember 2013 mengalami kenaikan 40,18 persen dibanding bulan sebelumnya. Pada November 2013 nilai ekspor komoditas tersebut sebesar 696 juta dollar AS, sedangkan pada Desember 2013 nilainya menjadi 975,7 juta dollar AS. Demikian pula dari sisi volume juga terjadi peningkatan.

Kemendag menyatakan belum mengeluarkan surat persetujuan ekspor, lantaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga belum mengeluarkan rekomendasi. "Kami masih nunggu rekomendasi dari Kementerian yang bersangkutan," kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kemeterian ESDM berperan sebagai clearing house. Kementerian di bawah komando Jero Wacik itulah yang akan menentukan siapa eksportir yang tidak bermasalah, jenis mineral, volume, sampai pelabuhan muatnya.

Bayu mengakui, dari pertemuannya dengan para eksportir minerba, para pelaku ekspor mengatakan untuk sementara waktu akan mengurangi aktivitas. Namun di sisi lain, terang Bayu, muncul minat yang lebih tinggi terhadap pembangunan smelter dan sarana pendukungnya, seperti pembangkit energi.

"Makanya kita optimis walaupun bulan-bulan pertama ekspor kita menurun, tapi jangka panjang akan tinggi," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com