Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Kebijakan Ekonomi Bukanlah Obat Gosok

Kompas.com - 04/02/2014, 13:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Chatib Basri berpesan kebijakan perekonomian yang diambil tidak bisa berefek instan.

Menurut Chatib Basri, setelah bank sentral AS, Federal Reserve mengurangi stimulus moneternya, banyak negara-negara berkembang terpaksa melakukan berbagai penyesuaian.

"Dalam seminggu terakhir, investor menggolongkan negara kita ke dalam fragile five (Turki, India, Brazil, Indonesia, dan Afrika Selatan). Namun, tekanan pada rupiah more or less stabil. Kita berada pada kisaran Rp 12.100 hingha Rp 12.200," kata Chatib di Jakarta, Selasa (4/2/2014).

Chatib memberi contoh beberapa negara telah mengambil langkah menaikkan suku bunga untuk mengantisipasi gejolak nilai tukar, seperti Turki yang menaikkan 425 basis poin dan India 200 basis poin. BI pun telah mengantisipasi hal ini dengan menaikkan suku bunga acuan.

"BI (Bank Indonesia) sudah preventif sejak Juni. Kita sudah mengambil langkah sejak paket Agustus. Setiap langkah yang dilakukan pertanyaan di hari berikutnya adalah rupiah kenapa belum kuat. Kebijakan bukan obat gosok di pinggir jalan yang ketika digosokkan akan serasa hangat dan penyakit sembuh seketika," ujar dia.

Dampak dari kebijakan antisipatif yang diambil BI dan pemerintah, lanjut Chatib, baru terasa sekitar 4 bulan setelahhya. Ini terlihat dari data surplus neraca perdagangan Indonesia yang terlihat dalam 3 bulan terakhir.

"Alhamdulilkah 4 bulan setelah kombinasi policy BI dan pemerintah 3 bulan terakhir neraca perdagangan kita surplus 42 juta dollar AS di Oktober, November 776 juta dollar AS, dan Desember 1,52 miliar dollar AS. (Secara keseluruhan) kita punya surplus 2,3 miliar dollar AS. Dengan ini defisit transaksi berjalan akan jauh di bawah perkiraan awal," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com