Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Lab: Beras asal Vietnam Jenis Khusus

Kompas.com - 04/02/2014, 15:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua uji laboratorium yang dilakukan terkait dugaan masuknya beras jenis medium asal Vietnam negatif. Hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Sucofindo dan Pusat Pengawasan Mutu Barang (PPMB) Kementerian Perdagangan menyatakan bila beras yang beredar di pasar induk Cipinang tersebut adalah jenis khusus.

Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk beras yang masuk ke Indonesia dari Vietnam tersebut merupakan jenis khusus. "Hasil riset menunjukkan beras yang beredar jenis premium bukan medium," kata Bayu Selasa (4/2/2014).

Sekedar informasi, menurut SNI beras jenis premium atau khusus tersebut memiliki derajad sosoh sebesar 100 persen. Dari hasil pengujian lab menunjukkan bila beras yang di uji tersebut juga memiliki derajad sosoh sebesar 100 persen.

Kadar air pada beras hasil pengujian mencapai 13,12 persen atau sedikit dibawah standar SNI yang mencapai 14persen. Bulir kepala beras yang diuji mencapai 97,15 persen atau lebih tinggi dari standar SNI yang hanya 95 persen.

Butir patah pada beras yang diuji mencapai 2,29 persen, atau lebih sedikit dari standar maksimal yang ditetapkan SNI yakni 5 persen. Bulir menir yang terdapat dalam beras hasil pengujian mencapai 0,46 persen sedangkan standar SNI maksimal 0 persen.

Hasil pengujian laboratorium dari beras yang beredar di pasar Cipinang tersebut masih sebagian dari tahapan untuk membuktikan keabsahan dari jenis barang yang diizinkan. Setelah ini, Kemendag akan melanjutkan dengan pengujian dari para ahli dan akademisi. (Handoyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com