Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Kualitas Tenaga Kerja Indonesia Masih Rendah

Kompas.com - 05/02/2014, 18:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, menyebutkan, tenaga kerja Indonesia masih bermasalah. Hal ini karena lebih dari 50 persen tenaga kerja Indonesia adalah lulusan pendidikan dasar.

Ini menyulitkan pergeseran tenaga kerja dari sektor primer ke sektor industri sekunder bahkan tersier.

"Kualitas pekerja kita bermasalah. Kalau dilihat 50 persen pendidikan SD. PR besar bagaimana tingkatkan SDM supaya lebih berkualitas. Kalau enggak mampu dari pendidikan formal at least pelatihan. Karena ketika enggak bagus bagaimana mungkin akan bekerja di sektor tertier," kata dia di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Ia menjelaskan, idealnya semakin maju sebuah negara, maka pertumbuhan sektor pertanian menyumbang prosentase kecil dalam pertumbuhan ekonomi. Demikian juga dengan penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut.

"Harusnya nanti pertanian itu mengecil (tenaga kerjanya) pindah ke sekunder. Semakin maju negara akan seperti itu. Singapura misalnya, atau Amerika Serikat. Pertanian di AS besar tapi share-nya hanya sekitar 3 persen karena orang-orang bergerak di jasa. Ketika semua tenaga kerja berkualitas, yang terjadi pergeseran itu," terang dia.

Anehnya, kata Suhariyanto, kondisi di Indonesia tidak demikian. Data BPS mencatat laju pertumbuhan sektor pertanian 2013 hanya 3,54 persen, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,78 persen. Namun, penyerapan tenaga kerja masih begitu besar, sekitar 38 juta orang (data Agustus 2013).

Selain sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan juga mengalami pergeseran tenaga kerja. Ia menyebutkan, sepanjang 2013 semakin banyak orang bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com