Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Menghindari Jebakan Kelas Menengah

Kompas.com - 06/02/2014, 12:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Jebakan kelas menengah (middle income trap) menjadi risiko yang membayangi negara-negara berkembang. Kondisi ini membuat negara tersebut tidak bisa melaju ke tahap pertumbuhan ekonomi selanjutnya, menjadi negara maju.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution mengatakan, setidaknya ada dua strategi yang harus dikembangkan agar Indonesia dapat terhindar dari jebakan middle income.

"Ada beberapa hal yang penting digarisbawahi. Pertama, ada satu unsur yang mau tidak mau disepakati dan betul-betul sentral untuk menghindari jebakan ini, yaitu human capital (sumber daya manusia)," kata Darmin di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Kamis (6/2/2014).

Darmin mengatakan, saat ini sangat sedikit kebijakan dan kelembagaan yang dibangun untuk mengembangkan pendidikan dan meningkatkan kompetensi serta keterampilan sumber daya manusia.

Ia memberikan contoh pada saat Korea Selatan memasuki fase negara dengan pendapatan menengah, tingkat pendidikan rakyatnya sudah maju. "Yang menarik dengan Korea Selatan adalah generasi yang masuk ke dalam negara berpendapatan menengah masih hidup pada waktu mereka masuk sebagai kelompok negara maju. Bukan hanya pendapatan tinggi, tapi ada segi lain dari sekadar pendapatan," jelas mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini.

Strategi kedua adalah kelembagaan. Darmin berpandangan, sektor ini adalah area yang selalu lengah untuk diwujudkan. Aspek kelembagaan, kata dia, lebih luas cakupannya dibandingkan aspek ekonomi.

"Artinya dia bisa menyangkut penegakan hukum dan peradilan, disiplin dan standar. Pasar kita ini tidak efisien. Pasar sektor keuangan kita tidak efisien dan menurut saya kelembagaan termasuk ekonomi harus di-benchmark," ujar Darmin.

Darmin mengatakan, bila Indonesia tidak mampu bersaing, paling tidak di dua aspek yang telah disebutkannya itu, Indonesia dikhawatirkan akan terjebak dalam situasi negara berpendapatan menengah.

"Mampu tidak kita mentransformasikan human capital? Dari situ akan lahir produktivitas, kreativitas, dan inovasi," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com