Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Properti sejak Muda, Bisa...!

Kompas.com - 06/02/2014, 12:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Investasi dilakukan untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. Dari berbagai macam instrumen investasi, perempuan muda ini memilih investasi dalam properti bersama sang suami.

Fifia (30) sudah cukup lama mengenal investasi properti berupa rumah-rumah kontrakan yang dijalankan kedua orangtuanya. Ia dan saudara kandungnya pun masing-masing diwariskan unit rumah kontrakan tersebut. Namun, ia dan suami memutuskan untuk memiliki unit rumah kontrakan mereka sendiri.

"Aku dan suami investasi rumah kontrakan. Awalnya orangtua yang usaha rumah kontrakan. Orangtuaku punya, orangtua suami juga punya. Akhirnya kita juga ngumpulin duit buat bikin rumah kontrakan. Kita juga beli rumah untuk disewakan," kata Fifia kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2014).

Ibu muda sekaligus karyawati ini bersama suaminya menabung dan menggunakan hasil uang sewa serta gaji untuk membuat unit rumah kontrakan. Ini karena unit rumah kontrakan warisan orangtua harus dibagi-bagi dengan saudara-saudara sekandung.

"Tadinya, ada 11 kontrakan, tapi karena warisan jadi dibagi dengan kakak dan adik. Tinggallah tersisa satu unit kontrakan yang diwariskan. Terus kita beli rumah untuk disewain. Uang dari sewa rumah dan gaji suami dibuat satu kontrakan lagi. Jadi, total ada dua unit rumah petak dan satu unit rumah yang disewakan. Belum banyak sih, namanya juga pelan-pelan. Suamiku berencana bikin lagi kalau ada rezeki," paparnya.

Fifia dan suami mengaku investasi unit rumah kontrakan tersebut sangat terasa manfaatnya, apalagi pada masa-masa awal pernikahan ketika gaji masing-masing masih pas-pasan. Unit rumah kontrakan tersebut menjadi tambahan pendapatan yang bisa diperoleh secara rutin setiap bulan.

Namun, seperti halnya instrumen investasi lainnya, investasi unit rumah kontrakan pun memiliki risiko. Fifia mengaku risiko lebih kepada hal-hal yang sifatnya operasional.

"Dibilang hambatan juga enggak sih. Cuma risikonya yaitu perawatan rumah kontrakan. Tidak semua penghuni mau merawat rumah dengan baik. Ada juga yang merasa sudah bayar jadi sedikit-sedikit komplain. Pemilik harus sabar juga menghadapi macam-macam orang yang berbeda," ujar dia.

Fifia mengaku setiap pendapatan yang diperolehnya dan suami dikumpulkan untuk rotasi investasi. Dari tabungan yang dihasilkan dari pendapatan tersebut dan bonus tahunan dari gaji, mereka mengumpulkan dana untuk dapat membuat unit rumah kontrakan lainnya.

"Setiap pendapatan dikumpulkan dulu. Kebetulan suamiku yang jago nabung-nya. Jadi, dari tabungan yang dihasilkan dari gaji, dikumpulkan buat membuat kontrakan lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com