Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Figur Ini Cocok Gantikan Gita Wirjawan?

Kompas.com - 11/02/2014, 14:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Anggota Komisi VI DPR Hendrawan Supratikno menganggap jabatan Menteri Perdagangan merupakan jabatan politis. Dengan begitu, ia tak heran jika perlu banyak waktu bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Menteri Perdagangan yang baru setelah Gita Wirjawan mengundurkan diri.

Bahkan lebih jauh, Hendrawan menilai ada pertimbangan eksternal yang membuat Presiden SBY belum juga menentukan Menteri Perdagangan yang baru. Pasalnya, perdagangan sangat berkaitan erat dengan dunia internasional, dan cara diplomasi modern.

"Saya mendorong supaya cepat, tapi rasanya pertimbangan politisnya sangat kental sehingga bukan mustahil ada harapan eksternal yang dipertimbangkan oleh Presiden," kata Hendrawan, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Politisi PDI Perjuangan itu menuturkan, dalam bayangannya ada dua figur yang dianggap cocok menggantikan Gita sebagai Menteri Perdagangan. Mereka adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar dan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamukthi.

"Yang jelas, tantangan ke depan lebih berat. Waktu tinggal 10 bulan lagi, kalau orang baru maka perlu waktu untuk belajar lagi," katanya.

Gita Wirjawan resmi mundur sebagai Menteri Perdagangan mulai 31 Januari 2014. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui pengunduran diri tersebut setelah Gita melayangkan surat permohonan sebanyak tiga kali.

Secara pribadi, Gita membeberkan alasannya mengundurkan diri karena ingin fokus mengikuti pelaksanaan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Ia tak ingin terjebak dalam konflik kepentingan ketika menjadi kandidat konvensi tetapi masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com