Bobby mengatakan, pada tahun 2013 memang pertumbuhan reksa dana saham tidak terlalu memuaskan. Akan tetapi, pada tahun 2014 ini pertumbuhan investasi reksa dana saham dapat menembus kisaran 15 hingga 20 persen.
"Jika tahun lalu reksa dana saham minus 3 sampai 5 persen dari indeks, maka tahun ini kita prediksi yield-nya bisa mencapai 10 sampai 15 persen di atas indeks, jika melihat faktor pergantian kepemimpinan," kata Benny di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Faktor pergantian presiden dan kabinet pasca pemilu mendatang, kata Bobby, akan mampu meningkatkan kepercayaan pasar terhadap sektor pasar modal Indonesia. Bila kepercayaan meningkat, maka tentu imbal hasil reksa dana saham pun akan menguat.
Lebih lanjut, Bobby menjelaskan kepercayaan investor didukung pertumbuhan ekonomi yang berada pada posisi 5,8 persen pada tahun 2013. Peningkatan konsumsi dalam negeri yang diindikasikan pendapatan per kapita pun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Dengan hasil ini diperkirakan investasi di sektor reksa dana saham akan semakin menarik. Investasi di reksa dana saham akan lebih menarik dibanding investasi di reksa dana tetap atau reksa dana campuran. Reksadana tetap bisa tumbuh 3 sampai 5 persen, campuran 7 sampai 10 persen," kata Bobby.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.