Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2014, 07:09 WIB

KOMPAS.com - Pembangunan ekonomi berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan rakyat adalah tantangan pemerintah mendatang. Beragam rumusan program ekonomi sejatinya sudah banyak digulirkan, tetapi kerap tersendat dalam pelaksanaan.

Rakyat sudah bosan dengan janji. Slogan dan iming-iming partai politik dalam pentas kampanye, berikut rekam jejak pengalaman berkiprah di pemerintahan, belum cukup menjamin keberpihakan terhadap perekonomian rakyat.

Perekonomian atas dasar usaha bersama kian pudar hingga di level pedesaan. Kiprah koperasi sebagai struktur penopang utama ekonomi kerakyatan masih tertinggal.

Dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 2 persen, jauh dibandingkan kontribusi badan usaha milik negara (BUMN) yang sebesar 20 persen. Kontribusi swasta terhadap PDB terbesar, yakni 78 persen, termasuk di dalamnya perusahaan asing.

Ketertinggalan koperasi nyata terlihat di sektor perikanan. Semakin sulit menemukan koperasi dan usaha bersama nelayan yang mandiri. Usaha nelayan tumbuh secara individu sehingga rapuh ketika dihadang persoalan rutin, seperti cuaca buruk dan jatuhnya harga jual. Inovasi untuk peningkatan nilai tambah produk perikanan pun sulit dikejar.

Saatnya pemerintah nanti mengembalikan roh kolektivitas dalam membangkitkan usaha bersama yang berkeadilan. Bangkitkan koperasi yang menyentuh rakyat hingga ke pedesaan.

Di bidang investasi, kepastian hukum usaha perlu ditumbuhkan tidak hanya bagi industri, tetapi juga koperasi dan usaha kecil menengah. Angan-angan Indonesia menjadi negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi mustahil terwujud jika pembangunan tidak merata dan mengabaikan ekonomi kerakyatan.

Pembangunan yang tidak merata turut menyebabkan ketimpangan akses masyarakat terhadap pekerjaan. Dari data Badan Pusat Statistik, jumlah penganggur naik dari 7,17 juta orang (5,92 persen) pada Februari 2013 menjadi 7,39 juta orang (6,25 persen) pada Agustus 2013. Pembangunan yang tidak merata juga memicu urbanisasi ke kota-kota besar.

Di tengah ingar-bingar pesta demokrasi, partai-partai politik tentu menawarkan platform ekonomi yang terbaik. Namun, konsep dan rencana aksi belumlah cukup jika tanpa diimbangi komitmen implementasi. Program ekonomi parpol hendaknya kian transparan sehingga rakyat dapat terus mengontrol kinerja dan pencapaian pemerintah.

Ketertinggalan pada masa lalu sepatutnya menjadi ”cambuk” bagi pemerintah baru nanti.
(BM Lukita Grahadyarini)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com