Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Impor Sapi, Peternakan Terintegrasi

Kompas.com - 03/03/2014, 08:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Peternakan sapi diarahkan untuk terintegrasi dengan perkebunan supaya swasembada bisa secepatnya dicapai. Selama ini, ketergantungan terhadap impor sapi makin mengkhawatirkan.

Perencanaan indikatif impor sapi tahun 2014 mencapai 700.000 ekor. Pada triwulan I-2014, Kementerian Perdagangan sudah menerbitkan surat persetujuan impor sebanyak 130.245 sapi bakalan untuk 35 importir dan 26.360 sapi siap potong kepada 16 importir.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi di Jakarta, pekan lalu, menjelaskan, peternakan sapi bisa diintegrasikan dengan perkebunan tebu. ”Dalam sejumlah pertemuan antarkementerian, ada kesepahaman bahwa program swasembada sapi harus dipercepat. Salah satunya dengan mengintegrasikan peternakan dengan perkebunan,” kata Bachrul.

Dalam beberapa tahun ke depan, impor sapi indukan akan dipermudah supaya makin banyak pengusaha tertarik masuk bisnis penggemukan dan pembibitan sapi. Tahun ini, impor sapi indukan ditargetkan bisa mencapai 187.000 ekor dan jumlahnya akan terus dinaikkan hingga mencapai 1 juta sapi per tahun. Dengan populasi sapi indukan 1 juta sapi, Indonesia akan lebih mudah mencapai swasembada dan tidak bergantung pada daging sapi dari impor.

Daging sapi merupakan salah satu kontributor inflasi dari sektor bahan makanan. Untuk mengurangi tekanan komoditas sapi terhadap inflasi dan meningkatkan ketahanan pangan, Bank Indonesia menyusun beberapa kluster. Direktur Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari menjelaskan, kluster itu antara lain Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, serta Sulawesi, Maluku, dan Papua.

”Program ini menitikberatkan pada koordinasi dengan instansi setempat,” kata Yunita. (AHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com