Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Krisis Ukraina, Wall Street Melorot

Kompas.com - 04/03/2014, 07:12 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -
Saham-saham di Wall Street berakhir turun turun tajam pada Senin (3/3/2014) waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena para investor keluar dari pasar ekuitas menyusul meningkatnya ketegangan atas Ukraina.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 153,68 poin (0,94 persen) menjadi 16.168,03. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 13,72 poin (0,74 persen) ke posisi 1.845,73, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 30,82 poin (0,72 persen) menjadi 4.227,30.

Pasar saham AS dilanda aksi jual setelah penurunan tajam di pasar ekuitas Eropa. "Ini semua tentang pelarian (modal) ke tempat yang aman," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas pada Wedbush Securities.

Pada Senin, Presiden Barack Obama memperingatkan bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan sanksi ekonomi dan diplomatik untuk "mengisolasi" Rusia jika negara itu tidak menarik mundur penyerbuannya ke Ukraina.

"Semuanya telah diambil di belakang ... untuk Rusia dan dampak potensial bagi pasar di seluruh dunia," kata James. "Hal yang paling aman untuk dilakukan adalah menjual lebih dulu dan bertanya kemudian."

Beberapa saham yang memiliki eksposur ke Rusia menderita, termasuk Yandex, yang mengoperasikan mesin pencari terbesar di Rusia. Yandex jatuh 14,1 persen. Mobile TeleSystems OBSC, yang menyediakan layanan seluler dan broadband di Rusia, kehilangan 7,6 persen.

Sementara raksasa perbankan AS Citigroup mengungkapkan bahwa mereka menerima panggilan dari dua lembaga AS atas undang-undang kepatuhan dengan kerahasiaan bank AS dan anti pencucian uang. Sahamnya turun 2,1 persen.

Anggota Dow, Microsoft turun 1,4 persen setelah kepala eksekutif baru Satya Nadella meluncurkan perombakan kepemimpinan yang akan mengakibatkan beberapa eksekutif senior pergi.

Sebuah laporan bahwa Reynolds American sedang menjajaki tawaran untuk perusahaan rokok saingannya, Lorillard, mengirim sahamnya yang terakhir naik 9,3 persen, naik lagi naik 4,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com