McDonald's misalnya, telah memiliki 400 gerai di Rusia dan 73 di Ukraina. PepsiCo adalah sesama perusahaan asal AS yang beroperasi skala besar di Rusia. Saham kedua perusahaan tersebut turun 1 persen pada Senin (3/3/2014).
Perusahaan lain, terutama yang bergerak di sektor energi terpukul lebih keras. Jelas saja, Rusia adalah salah satu negara penghasil energi terbesar dunia yang melayani permintaan energi Eropa. Saham BP turun 28 persen dalam perdagangan di London. Perusahaan migas Inggris itu memegang saham dengan jumlah cukup signifikan di perusahaan energi lokal Rosneft, yang anjlok 5 persen pada Senin di perdagangan Moskow.
Saham Royal Dutch Shell yang mengeksplorasi shale gas di ladang minyak Yuzivska di Ukraina, anjlok lebih dari 1 persen. Adapun perusahaan energi asal Finlandia Fortum kehilangan 3,5 persen sahamnya. Exxon Mobile yang juga beroperasi di Rusia, kehilangan hampir 1 persen saham.
Di sektor konsumsi, Carlsberg Group asal Denmark yang mengelola 10 pabrik bir di Rusia dan menguasai 39 persen saham di negara itu harus rela kehilangan lebih dari 5 persen sahamnya.
Adapun pada industri otomotif, Renault-Nissan tampaknya menjadi yang berisiko. Perusahaan ini memiliki ikatan dengan AvtoVAZ, pemain besar dalam industri otomotif Rusia.
Negara-negara barat saat ini tengah berdiskusi untuk mengupayakan hukuman bagi Rusia. Hukuman tersebut termasuk sanksi yang dapat menghancurkan perdagangan dan penanaman modal asing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.