General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Sumatra Utara Diananto mengatakan defisit listrik disebabkan permintaan yang meningkat. Kondisi itu tidak dapat dihindari karena pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak dapat dibendung.
"Pertumbuhan ekonomi tinggi maka beban naik. Tapi kita tidak bisa menahan itu. Seperti orang beli handphone kan tidak bisa ditahan," kata Diananto di Gardu Induk Kuala Namu, Sumatra Utara, Senin (11/3/2014).
Diananto menjelaskan defisit listrik sebenarnya telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Penyebab lain defisit terkait pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka permintaan akan barang-barang ekonomi yang memakai listrik pun otomatis akan meningkat.
"Itu akan membuat daya meningkat. Tapi diakui memang, masyarakat susah untuk diajak hemat. Mereka tidak mau," ujarnya.
Untuk wilayah Sumatera Utara saja saat ini PLN mengoperasikan 44 pembangkit listrik yang terbagi atas 5 sektor. Angka itu belum termasuk pembangkit listrik sewa. Adapun total pelanggan 2.903.329 pelanggan dan daya tersambung sebesar 3.566 MVA.
"Bagaimana beban bisa ditekan dengan pola hemat enrgi itu sebenarnya susah. Orang nikmat masak dipaksa. Kenikmatan listrik disuruh kurangi, tapi susah," papar Diananto.
Defisit ini membuat PLN terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergilir setiap harinya. Adapun durasi pemadaman bervariasi, mulai dari 1 jam hingga 3 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.