Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu: SDM Harus Jadi Aset, Bukan Beban

Kompas.com - 22/03/2014, 17:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini Indonesia telah keluar dari negara berpendapatan rendah menjadi negara berpendapatan menengah. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, kunci utama transformasi dari negara miskin ke negara maju ada di sumber daya manusia (SDM).

"Kalau kita lihat, negara yang transformasi dari negara miskin ke negara maju kuncinya ada di SDM. Kita harus mengubah pendorong ekonomi tidak lagi sumber daya alam, tapi SDM," kata Bambang di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Berbicara tentang SDM untuk mendorong ekonomi, lanjut Bambang, tidak hanya membutuhkan jumlah. Saat ini diakuinya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai hampir 250 juta orang memang jumlah yang besar, menjadikan Indonesia negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

"Jumlah 250 juta itu bisa jadi aset sekaligus beban. Kalau kualitas penduduknya memenuhi syarat, jumlah penduduk sebanyak 250 juta itu hal yang sangat bagus," ujar Bambang.

Bambang mengharapkan, ke depan Indonesia memiliki SDM yang berpendidikan cukup sesuai kebutuhan negara. Berpendidikan cukup tersebut, tidak harus memiliki pendidikan tinggi hingga jenjang doktoral, namun dapat memenuhi kebutuhan di negara.

"Contohnya adalah Amerika Serikat yang jumlah penduduknya juga sangat besar. Jumlah penduduk sebanyak itu hampir seluruhnya berkualitas, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Lihat saja AS sekarang sudah menjadi negara besar, superpower, dengan SDM yang berkualitas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com