Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rel Ganda Selesai, Jakarta-Surabaya Lebih Cepat 3 Jam

Kompas.com - 27/03/2014, 09:24 WIB

BLORA, KOMPAS.com - Pembangunan fisik rel ganda Jakarta-Surabaya telah selesai. Bulan depan, rel ini beroperasi penuh setelah pemindahan rel tunggal di Jawa Timur dituntaskan dan perbaikan sistem persinyalan. Rel ganda ini selesai setelah 150 tahun jalur kereta api mulai dibangun di Tanah Air.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, di Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2014), meresmikan salah satu pemindahan pengoperasian dari rel tunggal ke rel ganda. Dengan demikian, jalur rel ganda Jakarta-Bojonegoro sudah bisa dioperasikan secara penuh.

Dalam waktu dekat, setelah pemindahan rel tunggal ke rel ganda dituntaskan dan perbaikan sistem persinyalan, jalur Jakarta-Surabaya akan beroperasi penuh.

Pembangunan rel sepanjang 727 kilometer dengan biaya Rp 10,5 triliun ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi. ”Keberadaan jalur ganda ini akan meningkatkan frekuensi dan kapasitas kereta di koridor utara Jawa sebesar 200-300 persen,” kata Bambang.

Saat ini, Jakarta-Surabaya ditempuh dalam waktu 11-13 jam. Dengan jalur ganda, bisa ditempuh dalam waktu 8-10 jam. Dari segi waktu tidak terlalu signifikan, tetapi dengan jalur ganda, jadwal kedatangan-keberangkatan kereta menjadi lebih banyak. Dengan demikian, jumlah penumpang atau barang yang bisa diangkut akan lebih banyak.

Rel ganda ini dibangun setelah hampir 150 tahun jalur kereta api dibangun di Pulau Jawa. Pembangunan ditandai dengan pencangkulan lahan rel oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda LAJ Baron Sloet van den Beele pada 1864. Tiga tahun setelah itu, kereta api pertama beroperasi di jalur Kemijen-Tanggung, Jawa Tengah, sepanjang 26 km.

”Saat ini peningkatan kapasitas baru 3-5 persen, tetapi dalam lima tahun akan meningkat 13-15 persen dan akan terus meningkat sejalan dengan ketersediaan armada,” kata Bambang.
Siap dioperasikan

Pembangunan rel ganda itu dibagi dalam empat segmen, yakni Cirebon-Brebes 63 km, Pekalongan-Semarang 90 km, Semarang-Bojonegoro 180 km, dan Bojonegoro-Surabaya 103 km.

”Segmen Cirebon-Brebes dan Pekalongan-Bojonegoro sudah selesai serta sudah dioperasikan. Saat ini yang dioperasikan segmen Semarang-Bojonegoro. Bulan depan kami mengoperasikan segmen Bojonegoro-Surabaya,” kata Bambang.

Segmen Bojonegoro-Surabaya sebenarnya sudah siap dioperasikan. Namun, di daerah Tandes, Surabaya, ada masalah pembebasan lahan untuk pengganti akses warga.

”Kami berharap bulan depan jalur ganda bisa dioperasikan sehingga Jakarta-Surabaya tersambung dengan rel ganda,” kata Bambang.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko mengatakan, dengan pembangunan jalur ganda ini, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas lintas kereta barang dan penumpang dari sekitar 84 kereta menjadi 200 kereta per hari.

”Frekuensi kereta barang saat ini dari Jakarta-Surabaya sebanyak lima trip per hari dengan kapasitas 160 TEU (twenty foot equivalent units) per hari. Dengan jalur ganda, berpotensi meningkat tiga kali lipat menjadi 15 trip per hari dengan kapasitas 500 TEU per hari,” kata Hermanto.

Penyelesaian jalur ganda ini lebih cepat dari penugasan pertama, tetapi lebih lama dari target yang ditetapkan Wakil Presiden Boediono.

Perencanaan awal pembangunan rel ganda ini semula direncanakan lima tahun. Namun, oleh Wapres Boediono diminta untuk diselesaikan dalam dua tahun, 2012-2013, dengan target pembangunan selesai pada Desember 2013. Nyatanya, jalur ganda di Jawa Tengah baru selesai akhir Maret dan di Jawa Timur akan selesai pertengahan April 2014.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com