Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Putusan MK soal Lapindo Tak Berdampak pada APBN 2014

Kompas.com - 28/03/2014, 10:20 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kementerian Keuangan (Kemkeu) menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas lumpur Lapindo tidak akan berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Sebab, pemerintah sudah memerintahkan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dan PT Lapindo Brantas Inc untuk membayar ganti rugi atas tanah yang terkena semburan lumpur panas.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, Kemkeu akan mempelajari putusan judicial review UU Nomor 15 tahun 2013, tentang perubahan APBN Tahun 2013 tersebut. Pemerintah, akan fokus pada penanganan dampak putusan ke APBN 2014. "Saya harus lihat lengkap putusan MK, perjanjiannya bagaimana," ujarnya, Kamis (27/3/2014).

Walau demikian, dia yakin, putusan itu tidak banyak berpengaruh ke APBN 2014, karena tetap memerintahkan perusahaan membayar korban di dalam peta terdampak lumpur Lapindo. Sedangkan ganti rugi di luar wilayah peta terdampak ditangani BPLS.

Seperti diberitakan Rabu (26/3/2014), MK mengabulkan gugatan uji materi UU Nomor 15 tahun 2013 tentang perubahan APBN 2013. Dalam putusan tersebut, MK meminta agar pemerintah tidak melakukan diskriminasi dalam memperlakukan korban semburan lumpur Lapindo Brantas, baik di dalam peta terdampak dan di luar peta terdampak.

Dengan putusan itu konsekuensinya, negara harus menanggung pemberian ganti rugi semua korban semburan lumpur Lapindo baik di dalam maupun di luar peta terdampak. Apalagi korban di dalam peta terdampak merasa tidak adil karena tidak pembayaran ganti rugi dari PT Lapindo tidak ada kepastian.

Kuasa hukum korban Lapindo, Mursid Mudiantoro usai pembacaan keputusan MK berharap, dengan putusan ini pemerintah segera mengalokasikan APBN untuk membayarkan seluruh ganti rugi.

Dalam APBN 2014 pemerintah mengalokasikan dana Rp 845,1 miliar untuk BPLS, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,05 triliun. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com