"Dibanding beberapa tahun lalu, inflasi Maret tahun ini tergolong rendah," ungkap Kepala BPS, Suryamin, di Kantor BPS, Selasa (1/4/2014).
Dia memaparkan, inflasi Maret 2013 sebesar 0,63 persen, diakibatkan kenaikan harga bawang merah. Inflasi Maret 2012 sebesar 0,07 persen. Pada Maret 2011, indeks harga konsumen justru mencatatkan deflasi 0,32 persen. Begitu juga dengan Maret 2010 dan 2009, yang mengalami deflasi masing-masing 0,10 persen dan 0,22 persen.
"Dari 82 kota IHK, 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota mengalami deflasi," jelas Suryamin.
Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,15 persen, diakibatkan kenaikan beberapa komoditas seperti tarif angkutan udara, ikan segar, cabai merah, cabai rawit, dan bahan bangunan seperti harga batubata. Inflasi terendah terjadi di Kediri dan Makasar sebesar 0,02 persen.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,43 persen, disebabkan penurunan tarif angkutan udara dan ikan segar. Suryamin memaparkan dari 11 subkelompok inflasi, bahan makanan mengalami deflasi 0,44 persen, dengan andil terhadap inflasi 0,11 persen. Sedangkan makanan jadi masih menyumbang inflasi 0,07 persen, atau mengalami kenaikan 0,43 persen.
Kenaikan terjadi pada rokok, mie instan, sedangkan gula pasir mengalami penurunan harga. Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,16 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi.
Sub klompok sandang mengalami inflasi 0,08 persen. Harga pakaian laki-laki, perempuan, dan anak-anak naik, sedangkan perhiasan emas turun. Kesehatan mengalami inflasi 0,41 persen, dengan andil 0,02 persen. Pendidikan inflasinya 0,14 persen dengan andil 0,01 persen, dan transportasi mengalami inflasi 0,24 persen, sumbangannya ke inflasi 0,05 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.