Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Industri Pelayaran Makin Berat

Kompas.com - 01/04/2014, 12:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di mana perdagangan bebas di regional ini sangat terbuka Desember 2015, pelaku bisnis pelayaran nasional mengaku belum siap.

"Enggak siap kita. Pokoknya selama kita belum ada kebijakan yang pro-transportasi laut, ini akan berat," ujar Ketua Umum Indonesia National Shipowners' Associaton (INSA), Carmelita Hartoto, di Jakarta, Senin (31/3/2014).

Carmelita menilai, banyak hal yang belum diberikan pemerintah, yang salah satunya kebijakan pemangkasan pajak pertambahan nilai (PPn) kegiatan usaha bongkar muat. Pemerintah juga dinilai masih sangat kurang dalam hal pemberian insentif fiskal.

Di sisi lain, bunga bank juga sangat tinggi. Jangankan untuk bersaing dengan asing, dari domestik saja, pelaku pelayaran nasional mengaku mendapat tantangan dari ekspansi BUMN, Pelindo II yang semakin banyak membentuk anak usaha jasa (services).

"Itu membuat persaingan antara swasta dan pemerintah semakin berat," kata Carmelita.

Menurutnya, sebagai perusahaan milik pemerintah, anak usaha Pelindo II pastinya lebih mudah menembus kendala-kendala yang dihadapi. Di sisi lain, sebagai BUMN, Pelindo II diharapkan memberikan services kepada masyarakat, dan tidak ambil keuntungan terlalu besar.

"Tapi kenyataannya enggak. Setiap anak usaha ambil untung, dan yang kena pengusaha nasionalnya dan masyarakatnya sendiri," kata dia lagi.

Dengan berbagai kendala tersebut, INSA memprediksikan pertumbuhan industri pelayaran tahun ini sekitar 15 persen dibanding tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com