Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Pantura Hanya Bisa 20 Km

Kompas.com - 02/04/2014, 07:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusakan jalan di pantai utara Jawa akibat banjir tidak akan bisa diselesaikan tahun ini jika tanpa terobosan. Kementerian Pekerjaan Umum hanya mampu memperbaiki jalan sepanjang 20 kilometer. Akibatnya, menjelang Lebaran tahun ini jalur pantura belum mulus.

Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Adriananda, di Jakarta, Selasa (1/4/2014), memastikan perbaikan jalan di pantura sudah dimulai sejak Maret tahun ini. Meski demikian, Kementerian Pekerjaan Umum hanya mampu membangun 20 km jalan beton per tahun di jalur pantura Jawa Barat.

Sebagaimana diberitakan, adanya perbaikan jalan di jalur pantura Jabar, terutama di wilayah Subang hingga Indramayu, mengakibatkan kemacetan panjang awal pekan ini. Setiap hari terjadi antrean kendaraan lantaran sejumlah titik ditutup sementara akibat ada perbaikan jalan.

Jalur pantura wilayah Pamanukan (Subang) hingga Losarang (Indramayu) merupakan ruas jalan pantura Jabar yang kerusakannya paling parah akibat terendam banjir, Januari lalu. Pemerintah, melalui Kementerian PU, telah melakukan kontrak kerja untuk memperbaiki ruas-ruas tersebut per Maret 2014.

Titik-titik perbaikan jalan di ruas pantura Subang hingga Indramayu yang memicu kemacetan antara lain Ciasem dan Pusakanagara (Subang) serta Patrol dan Sukra (Indramayu).

”Kendalanya adalah soal manajemen lalu lintas. Sekali pengecoran, kami hanya bisa menutup 500 meter jalan, itu pun kemacetan yang ditimbulkan sudah luar biasa,” ujar Adriananda.

Artinya, pembetonan jalan di jalur pantura Jabar ini tidak akan selesai menjelang Lebaran. Diperkirakan, selama tiga bulan ini jalan beton baru terbangun sepanjang 2-3 km.

Perbaikan jalan di pantura Jabar dilakukan sepanjang 298 km dengan anggaran Rp 458 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membeton jalan guna meningkatkan struktur jalan. Kebijakan pembetonan diambil dengan pertimbangan mampu menahan beban kendaraan dan muatan yang melintas setiap hari.

Perbaikan jalan dilakukan di 13 titik jalan rusak sepanjang Bekasi-Karawang-Cirebon-Losari. Adapun di 7 titik lainnya di daerah yang terdampak bencana dilakukan perbaikan untuk mengembalikan aspal ke kondisi semula. Pembetonan dan perbaikan aspal akan disesuaikan dengan kondisi tanah di setiap wilayah.

Untuk mengatasi beton retak, Kementerian PU melapisi beton dengan lapisan cement treated base (CTB). CTB adalah lapisan semen kedap air yang menahan air tanah merembes ke beton. Dengan strategi ini diharapkan usia teknis jalan bisa bertahan lama dan beton tidak retak-retak.

”Di beberapa titik di jalur pantura Jabar, penurunan muka tanah sudah ekstrem. Jalur tersebut juga sering tergenang rob. Setelah dikaji, kebijakan paling tepat adalah membangun jalan beton,” kata Adriananda.

Dari jalur sepanjang 1.300 km di pantura Jawa, yang sudah dibeton tidak sampai 300 km. Jalur beton tersebar di beberapa daerah, seperti di jalur pantura Jabar dan Jateng. Ia tak memungkiri biaya pembetonan mahal. Untuk pembetonan jalan dengan lebar 7 meter dibutuhkan biaya Rp 8 miliar per km.

Beban berat

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum Danis H Sumadilaga mengatakan, jalur pantura yang membentang dari Serang, Banten, hingga Gresik, Jawa Timur, itu rusak parah akibat bencana banjir, beban kendaraan, dan beban muatan yang melebihi batas normal. Kerusakan jalan aspal di jalur pantura itu rata-rata berlubang hingga lapisan fondasi, retak-retak, ambles, dan longsor.

Menurut Danis, ada beberapa penyebab utama kerusakan di jalur pantura, di antaranya volume kendaraan sudah melebihi kapasitas empat lajur jalan yang ada. Rasio volume dan kapasitas jalan di pantura, terutama ruas Cikampek-Cirebon, sudah melebihi angka 1 atau sudah sangat jenuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com