Manajer Senior Komunikasi Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Bambang Dwiyanto menuturkan, proyek tersebut sangat penting untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik Jawa-Bali yang rerata setahunnya mencapai 7,5 persen.
Ditemui di kantornya, Jumat (11/4/2014), Bambang menjelaskan, PLTU dan PLTGU Tambak Lorok Semarang saat ini memiliki kapasitas 1.300 megawatt. Sementara ini cukup, namun perlu antisipasi untuk memenuhi konsumsi Semarang.
Meskipun belum ada kejelasan soal pasokan gas dari Kepodang, PLN tetap yakin PGN memegang komitennya yakni merampungkan proyek pada 2015. "Sudah mulai dibangun oleh PGN, kita percaya PGN dananya ada dan jalan," kata Bambang.
Menurut Bambang, saat ini pipanisasi dikerjakan oleh Bakrie dengan share 20 persen, dan PGN 80 persen. Dia pun menegaskan, PLN sejauh ini belum berfikir membangun sendiri pipa gas.
"Selain itu (pipa gas), kita dapat pasokan dari sumur Gundih sebesar 50 BBTUD, yang akan masuk akhir Mei atau awal Juni. Serta CNG, yang dibangun oleh anak Indonesia Power dan Pertamina, akan masuk tahun ini juga," terangnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Serikat Pekerja PLN Deden Adityadharma mengatakan, jika Bakrie dan PGN tidak sanggup merampungkan, pemerintah diharapkan mencabut hak khusus.
SP PLN juga mengatakan, jika setelah dicabut tidak ada juga yang meneruskan proyek tersebut, pemerintah diharapkan memberikan kesempatan kepada PLN untuk membangun sendiri pipa gas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.