MAKASSAR, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menegaskan, tidak membentuk pengaturan khusus tentang perlindungan bagi nasabah kartu kredit yang sedang mengalami kredit macet akibat sakit keras, kena pemutusan hubungan kerja (PHK), ataupun mengalami kebangkrutan.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Rosmaya Hadi, mengatakan, utang adalah kewajiban nasabah yang harus dipenuhi oleh debitur.
"Secara ketentuan, kami belum ada kemudahan bagi nasabah kartu kredit yang sedang bangkrut atau sakit keras," katanya, Sabtu (12/4/2014).
Namun, kondisi tersebut memiliki jalan tengah, misalnya ada perjanjian khusus antara nasabah dengan bank, seperti melakukan negosiasi untuk mencicil sisa utang atau bunga tidak dibungakan kembali, sehingga bank tidak rugikan karena mereka telah memberikan pinjaman kepada nasabah.
Direktur Pemberdayaan Konsumen Kementrian Perdagangan, Ganef Judawati, menyampaikan, pada pengaduan konsumen tentang kartu kredit, seringkali ada pertanyaan dan permintaan untuk kemudahan pembayaran bagi nasabah kartu kredit yang sedang mengalami masalah keuangan, sehingga mereka telat membayar utang. (Nina Dwiantika)