Dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/4/2014), Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto menyatakan, kinerja perseroan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mengalami kenaikan. Revenue perseroan per Maret 2014 mencapai Rp 49,8 triliun, naik 7 persen secara year on year.
Sementara itu, nilai bersih aset Astra mencapai Rp 2.197 per saham pada akhir kuartal I-2014. Jumlah itu mengalami peningkatan sebesar 6 persen jika dibandingkan dengan periode akhir tahun 2013 sebesar Rp 2.073.
“Persaingan harga di pasar mobil telah mengurangi penghasilan di sektor otomotif Astra, meskipun volume penjualan meningkat," ujarnya.
Sementara itu, kinerja dari sektor agribisnis mengalami peningkatan terutama disebabkan oleh naiknya harga CPO. Untuk sektor kontraktor pertambangan, anak usaha perseroan berhasil meningkatkan volume produksi batubara.
"Kami memperkirakan peningkatan kompetisi di pasar mobil dan lemahnya harga batu bara akan terus berlanjut pada tahun 2014,” lanjutnya.
Berikut kinerja masing-masing divisi bisnis Astra International:
- Laba bersih divisi otomotif turun sebesar 5 persen menjadi Rp 2 triliun.
- Laba bersih divisi jasa keuangan turun 5 persen menjadi Rp 981 miliar.
- Laba bersih divisi alat berat dan pertambangan naik 39 persen menjadi Rp 959 miliar.
- Laba bersih divisi agribisnis naik 120 persen menjadi Rp 625 miliar.
- Laba bersih divisi infrastruktur dan logistik turun sebesar 30 persen menjadi Rp 87 miliar.
- Laba bersih divisi teknologi dan informasi naik 26 persen menjadi Rp 26 miliar.