Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Pekerja Minta Komitmen Capres Hentikan Akusisi BTN

Kompas.com - 06/05/2014, 14:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Serikat Pekerja (SP) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Satya Wijayantara mengatakan pihaknya akan menyurati calon presiden (capres) untuk tidak meneruskan akusisi perseroan oleh PT Bank Mandiri Tbk.

Menurut dia, eksistensi BTN harus dipertahankan. Satya menjelaskan meski rencana akusisi BTN oleh Bank Mandiri telah dibatalkan, bisa saja aksi korporasi itu dilakukan oleh pemerintahan yang baru. Beberapa kandidat capres pun telah menyatakan komitmennya menolak akusisi tersebut.

"Kecenderungannya kalau untuk Presiden SBY tidak ada. Artinya kalau presiden yang baru kan kita lihat trennya sekarang yang populer yang kemungkinan ada Jokowi dan Prabowo Subianto. Dua orang itu kita sudah berkomunikasi. Mereka sudah menolak. Artinya kalau mereka yang terpilih, mereka saat terpilih menjadi presiden mereka tidak akan," kata Satya di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Satya mengatakan, SP BTN telah menitipkan pernyataan tersebut kepada Prabowo Subianto dan capres dari Partai Gerindra itu telah setuju akan mempertahankan eksistensi BTN. Saat ini, lanjutnya, pihaknya akan berkomunikasi dengan Jokowi.

"Kita sudah menitipkan statement itu ke Prabowo Subianto bahkan sudah tanda tangan akan mempertahankan eksistensi BTN. Sekarang kita lagi mau komunikasi dengan Jokowi. Mudah-mudahan Jokowi bisa," papar Satya.

Pemerintahan yang masih bekerja saat ini diakui Satya telah membatalkan rencana akusisi BTN oleh Bank Mandiri. Sebab, pemerintah melalui surat yang diedarkan Sekretariat Kabinet RI telah menginstruksikan para menteri untuk tidak mengambil kebijakan strategis, termasuk akusisi.

"Kita menitipkan kepada presiden yang mendatang, tolong kantor Kementerian BUMN itu dipilih orang-orang yang memiliki wawasan kebangsaan dan keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan. Bukan seperti sekarang ini. Kementerian BUMN didominasi orang-orang yang berpikiran terhadap neolib. Dia hanya memikirkan angka-angka ekonomi," ujar Satya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com