Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Iklan Melambat

Kompas.com - 08/05/2014, 15:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Belanja iklan pada triwulan I-2014 hanya tumbuh 15 persen atau melambat dari periode yang sama tahun sebelumnya 23 persen di seluruh jenis media massa. Faktor kenaikan tarif iklan diperkirakan menjadi salah satu penyebab pelambatan pertumbuhan belanja iklan.

Demikian hasil riset lembaga Nielsen yang dipublikasikan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/5/2014). Belanja iklan pada triwulan I-2014 sebesar Rp 26,7 triliun, naik dari periode sebelumnya Rp 23,3 triliun. Penghitungan belanja iklan berdasarkan total belanja kotor serta belum memperhitungkan diskon dan promosi.

Direktur Pelaksana Media Nielsen Indonesia Irawati Pratignyo menjelaskan, belanja iklan pemerintah dan partai politik merupakan yang terbesar pada triwulan I-2014. ”Belanja iklan pemerintah dan parpol mencapai Rp 2,043 triliun pada triwulan I-2014 terutama karena berdekatan dengan pemilihan umum. Pertumbuhan belanja iklan pemerintah dan parpol juga paling besar, yakni mencapai 89 persen,” kata Irawati.

Informasi mengenai belanja iklan itu dikumpulkan dengan memonitor iklan di 24 stasiun televisi, 95 surat kabar, serta 163 majalah dan tabloid. Khusus televisi, riset kepemirsaan dilakukan di 10 kota besar Indonesia dengan populasi penonton 49,5 juta, tetapi tidak mewakili populasi Indonesia.

Belanja iklan pemerintah dan parpol di media televisi mencapai Rp 1,17 triliun. Belanja iklan pemerintah dan parpol di media cetak menempati urutan pertama dengan total belanja Rp 1,349 triliun.

Harus kreatif

Direktur Eksekutif Serikat Penerbit Surat Kabar Asmono Wikan menuturkan, hasil riset itu sebaiknya menjadi pegangan bagi industri media cetak untuk kreatif dalam mengemas iklan. ”Terlalu dini atau terburu-buru jika misalnya ada pihak yang berpikir bahwa pelambatan itu menjadi indikasi meredupnya industri media cetak. Pelambatan pertumbuhan belanja iklan antara lain juga terjadi karena pemasang iklan menahan diri sambil melihat perkembangan hasil pemilihan umum,” kata Asmono.

Selain faktor pemasang iklan yang menahan diri, faktor lain dari pelambatan itu antara lain diversifikasi media iklan. Pemasang iklan yang biasanya membelanjakan semua anggaran untuk beriklan di media arus utama mulai mengalokasikan belanja iklan di media sosial atau jenis media komunitas lain. Hal ini dilakukan karena tidak semua komunitas bisa dijangkau media arus utama.

”Saya masih optimistis, hingga akhir tahun, pertumbuhan belanja iklan media cetak bisa sampai di rentang 11 persen hingga 12 persen. Belanja iklan akan pulih mulai triwulan III ini,” kata Asmono. (AHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com