Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maskapai Ingin Kerek Tarif Tiket Pesawat

Kompas.com - 17/05/2014, 11:36 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Beban operasional yang membengkak memaksa AirAsia Indonesia kembali memangkas beberapa rute penerbangan domestik di Indonesia Timur mulai 1 Juni nanti. Sebelumnya, AirAsia sudah menghentikan rute penerbangan  seperti, Makassar - Balikpapan, Makassar - Manado, dan Makassar - Jakarta.

Menurut Audrey Progastama Petriny, Corporate Communication Manager AirAsia Indonesia, langkah ini terpaksa diambil perusahaan setelah mempertimbangkan aspek komersial serta operasional. "Dari segi komersial salah satu pertimbangan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang membuat cost kami meningkat dan kami akan optimalkan utilisasi pesawat di rute yang paling diminati," katanya kepada KONTAN, Jumat (16/5/2014).

Rute yang akan ditutup adalah Makassar - Bali, Surabaya - Makassar, Surabaya - Bangkok, dan Bandung ke Johor Baru. Adapun rute yang gemuk bakal ditambah frekuensinya, seperti Surabaya-Jakarta atau Bandung-Surabaya.

Gejala yang dialami AirAsia sebetulnya juga dialami beberapa maskapai penerbangan yang lain. Makanya, pebisnis penerbangan tengah berupaya mendorong Kementerian Perhubungan (Kemhub) supaya bisa menyesuaikan tarif batas atas penerbangan.

Para pebisnis menilai, revisi terhadap Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 26/ 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri sudah seharusnya pemerintah lakoni. "Batas atas memang perlu disesuaikan karena kemarin yang baru diberikan pemerintah adalah cost surcharge," kata Arif Wibowo, Direktur Utama PT Citilink Indonesia, ke KONTAN.

Soalnya, harga avtur saat ini sudah lebih dari Rp 10.000 per liter dan nilai tukar rupiah pun masih terkapar di kisaran Rp 11.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Sayang, Arif justru enggan menjelaskan lebih lanjut soal besaran kenaikan tarif batas atas yang ideal. Ia hanya bilang, penyesuaian ini harus sesuai dengan kenaikan harga avtur dan pelemahan kurs yang sudah terjadi.

Kepala Humas Sriwijaya Air Agus Soejono melihat revisi ini bisa membuat harga tiket pesawat dapat lebih terkontrol dengan baik tanpa adanya perang tarif antar-maskapai. Bahkan, pemerintah seharusnya juga menyesuaikan lagi tarif batas bawah.

Namun Indonesia National Air Carrier (INACA) menyebut ketentuan ini masih menunggu pemerintahan baru. (RR Putri Werdiningsih, Izzatul Mazidah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com