Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Minta Kepala Daerah Ikut Kendalikan Inflasi

Kompas.com - 20/05/2014, 20:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan sejak tahun 2013 lalu inflasi Indonesia mencapai angka yang cukup tinggi. Untuk mengendalikan laju inflasi yang tinggi tersebut, perlu upaya bersama oleh seluruh pemangku kepentingan.

Agus menjelaskan inflasi Indonesia pada tahun 2013 lalu cukup tinggi, yakni 8,3 persen. Capaian tersebut adalah yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Akan tetapi pada tahun 2011 inflasi mencapai 3,8 persen dan 4,3 persen di tahun 2012.

"Memang di Indonesia setiap kita perlu melakukan penyesuaian harga dengan mengurangi subsidi BBM terjadi inflasi yang tinggi. Mari kita sama-sama membicarakan apa upaya mengendalikan inflasi yang rendah dan stabil karena inflasi menjadi momok yang selalu mencuri kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Agus dalam Sarasehan Nasional: Kebangkitan Ekonomi Bangsa di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Agus menyebut selama 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak kurang dari 5 persen per tahun. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,8 persen. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi kedua di antara negara-negara G20 setelah Tiongkok.

"Tantangan kita bersama adalah bagaimana pembangunan ekonomi kuat, berkesinambungan, dan inklusif. Sehingga, tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin. Bahkan dipersempit gap-nya," ujar Agus.

Lebih lanjut, Agus menyoroti pentingnya reformasi struktural untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional dan pengendalian inflasi. "Indonesia yang selama 10 tahun tumbuh rata-rata 5,5 persen tidak bisa tumbuh di atas 6 sampai 9 persen bila tidak dilaksanakan reformasi struktural," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com