Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Minta Swasta dan BUMN Waspadai Utang Luar Negeri

Kompas.com - 23/05/2014, 16:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -  Bank Indonesia (BI) mengingatkan kepada korporasi baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berhati-hati dalam mengelola utang. Hal ini terkait meningkatnya  Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Maret 2014, terutama dari sektor swasta.

"Kalau dari Bank Indonesia, kita terus mengingatkan kepada korporasi. Dan korporasi-korporasi itu, baik swasta dan BUMN tentu harus waspada dalam mengelola utang," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di kantornya, Jumat (23/5/2014).

Agus mengatakan, berdasarkan pengamatan dan observasi bank sentral, rasio utang luar negeri korporasi swasta dan BUMN sudah cukup besar, bahkan lebih besar dari rasio utang luar negeri pemerintah.

"Utang memang harus diwaspadai karena utang dari korporasi swasta dan BUMN ada kecenderungan peningkatan. Masih banyak korporasi yang utangnya dalam valuta asing tapi penerimaannya dalam rupiah. Ini perlu dikelola karena utang luar negeri khusus bagi perusahaan-perusahaan yang penerimaannya dalam valuta asing akan membuat risiko," ujar Agus.

Sejak tahun lalu, bank sentral telah meminta perusahaan untuk dapat menerapkan kebijakan lindung nilai alias hedging. Akan tetapi, masih banyak perusahaan termasuk BUMN yang belum menerapkan hedging.

"Kalau seandainya tadinya untung terus rugi tidak bisa mengatakan karena perubahan nilai tukar. Kita harus bisa antisipasi situasi dan risiko nilai tukar, tingkat bunga, dan likuiditas," jelas Agus.

Bagi BUMN besar yang sudah go public, masih ada peran saham non pemerintah sehingga dampak utang tak secara langsung berpengaruh kepada negara. Akan tetapi, apabila BUMN secara penuh dikuasai pemerintah, maka dampak utang akan secara langsung berdampak kepada negara.

"Untuk itu pemerintah perlu memberi perhatian, khususnya Menteri Keuangan dan pemerintah secara umum," tegas Agus.

Seperti diberitakan, BI melaporkan utang luar negeri Indonesia per Maret 2014 tercatat 276,5 miliar dollar AS, tumbuh 8,7 persen dibandingkan posisi Maret 2013.

Posisi ULN pada Maret 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar 130,5 miliar dollar AS dan ULN sektor swasta 146,0 miliar dollar AS. Pertumbuhan ULN terus mengalami peningkatan sejak akhir tahun 2013 terutama didorong oleh ULN sektor swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com