Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Pelayaran: Tol Laut Jokowi Enggak "Make Sense"

Kompas.com - 23/05/2014, 17:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengakui pelayaran di Indonesia memang mahal. Namun, ia menilai ide tol laut yang diusulkan Joko Widodo (Jokowi), bukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Tol laut ide Pak Jokowi yang katanya mau menekan biaya pelayaran enggak make sense," jelas Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto, dihubungi Kompas.com, Kamis malam (22/5/2014).

Carmelita membeberkan tingginya biaya logistik pelayaran 70 persen diantaranya justru ada di darat, seperti tarif pelabuhan, trucking, warehousing, dan akses keluar masuk pelabuhan yang membuat biaya tinggi.

"Biaya laut itu cuma 30 persen, itu pun sudah digunakan untuk membayar cicilan bank, bayar kru, dan perawatan kapal, sisa-sisa 7 persen yang dinikmati pengusaha," kata dia.

Menurutnya, pemerintahan yang akan datang sebaiknya membenahi dulu urusan kepelabuhanan.

Selain itu, Carmelita mengatakan, saat ini sentra industri ada di kawasan barat Indonesia. Sementara itu, kawasan timur Indonesia kosong dan belum tumbuh industri.

"Kapal dari barat ke timur isi penuh, tapi dari timur ke barat ini kosong. Kalaupun ada komoditas peternakan dan pertanian juga tidak banyak (volume dan nilai),” jelasnya.

"Dari timur mau diisi pakai apa, kapal sebesar itu?” sambung Carmelita.

Carmelita lebih setuju jika pemerintahan baru fokus pada program awal, yakni pembangunan 1.000 kapal perintis, yang bisa masuki daerah-daerah terluar. Menurutnya, biaya untuk mengembangkan 1000 kapal perintis tidak terlalu besar.

“Tapi kalau bangun kapal besar 3000 TEUs, siapa yang mau mensubsidi? Rakyat lagi, negara kita lagi? Seberapa lama mereka kuat (membiayai ide Jokowi),” tambahnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta sekaligus bakal calon presiden, Joko Widodo, melontarkan ide untuk membangun tol laut di Indonesia. Dia mengatakan, tol laut yang dimaksud bukan secara fisik jalan tol di atas laut, namun membangun kapal besar, 3000 TEUs, dan mengarungi dari Medan sampai Sorong bolak-balik semacam pendulum,

“Tol laut itu sistem pengiriman barang seluruh Indonesia. Jaringannya laut, melalui deep sea port (pelabuhan laut dalam),” ujar Jokowi di acara Rapat Koordinasi Nasional V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2014 di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com