Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen: Pegawai Pajak yang Pintar-pintar Banyak yang "Resign"

Kompas.com - 28/05/2014, 07:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah sulitnya menambah infrastruktur pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan, untuk mencapai target penerimaan pajak, sejumlah pegawai pajak malah memilih keluar.

“Banyak yang resign. Yang pintar-pintar lagi. Karena katanya, remunerasinya rendah,” aku Dirjen Pajak, Fuad Rahmany, ditemui di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (26/5/2014).

Sebagai informasi, remunerasi merupakan total kompensasi yang diterima oleh pegawai sebagai imbalan dari jasa yang telah dikerjakannya. Biasanya bentuk remunerasi diasosiasikan dengan penghargaan dalam bentuk uang (monetary rewards), atau dapat diartikan juga sebagai upah atau gaji.

Namun sayangnya, ketika ditanyakan berapa jumlah pegawai pajak yang mengundurkan diri, Fuad mengaku tidak memegang angka pasti. “Tapi bukan soal banyaknya, tapi yang pinter-pinter ini yang resign, karena laku di swasta,” lanjut Fuad.

Dia pun mengaku tidak bisa memaksa para pegawainya yang pintar-pintar itu untuk bertahan di DJP. “Gajinya lebih gede di swasta, mereka keluar semua,” ucapnya.

Dua tahun terakhir Fuad meminta agar DJP bisa menambah pegawai. Setidaknya 10.000 per tahun. Meski demikian, realisasinya DJP hanya mendapatkan tambahan 2.000 orang. “Sekarang sudah 20.000 kan mustinya, berarti kurangnya 18.000 dari yang aku butuhkan,” kata dia.

Penambahan pegawai pajak ini penting mengingat sumber-sumber penerimaan pajak sedang loyo, seperti sektor pertambangan, dan ekspor menyusul perlambatan ekonomi. Adapun sumber penerimaan pajak yang bisa digali adalah wajib pajak orang pribadi (OP).

“Paling besar dari OP, seperti yang di Pondok Indah, di Kebayoran, di Menteng. Itu yang sampai sekarang DJP belum mampu untuk mendapatkan penerimaan pajak yang cukup signifikan dari OP. Faktor utamanya adalah infrastruktur DJP,” jelas Fuad soal sumber penerimaan pajak yang masih bisa digali.

“Infrastuktur itu termasuk orangnya, termasuk kantor pajaknya, termasuk anggarannya yang terlalu kecil. Sehingga tidak bisa mengejar OP. OP itu ngejarnya orang per orang lho, jadi butuh petugas,” tambah dia.

Akibat perlambatan ekonomi dan melesetnya sejumlah asumsi makro, pemerintah merevisi target penerimaan pajak. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014 setoran pajak turun Rp 50,39 triliun. Penerimaan pajak merosot menjadi Rp 1.059,79 triliun dari sebelumnya Rp 1.110,19 triliun dalam APBN 2014. DJP pun tengah memikirkan cara mencapai target baru dengan menggali sumber-sumber penerimaan pajak yang bisa dioptimalkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com